Buku Jadi Emblem Peradaban
Bandung (8 Desember 2018). Puslitbang LKKMO melaksanakan Kegiatan Evaluasi dan Rencana Pengembangan Penilaian Buku Pendidikan Agama, Sabtu (8/12). Kegiatan berlangsung tiga hari, 8 s.d 10 Desember 2018 di Balai Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Barat – Bandung. Peserta berasal dari LPMQ, UIN Sunan Gunung Jati-Bandung, dan Peneliti - pegawai Puslitbang LKKMO.
Kabid Lektur, Nurman Kholis pada awal pertemuan memberikan prolog-penjelasan singkat tentang kegiatan Evaluasi dan Rencana Pengembangan adalah merupakan kelanjutan dari kegiatan Penilaian Buku Pendidikan Agama yang telah dilaksanakan di Bali pada bulan Oktober lalu dan kemarin Jumat, 7 Desember di Hotel Ibis Tamarin Jakarta. Kegiatan ini merupakan finishing segala hal-hal terkait dengan pelaksanaan Penilaian Buku Pendidikan Agama yang akan dimulai pada Tahun 2019.
Pertemuan dibuka langsung oleh Kapuslitbang LKKMO Muhammad Zain. Dalam arahannya Kapus memberikan stressing terhadap beberapa poin penting menjadi catatan untuk diperhatikan secara serius dan seksama terkait penyelesaian segala kegiatan Tahun 2018 dan rencana-rencana untuk pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2019.
Pertama, kegiatan evaluasi dan rencana Pengembangan Penilaian Buku Pendidikan Agama adalah merupakan rangkaian kegiatan pokok yaitu Penilaian Buku Pendidikan Agama sebagaimana diamanatkan dalam PMA Nomor 9 Tahun 2018.
Kemarin di Hotel Ibis Tamarin Jakarta sudah dilakukan pembahasan mengenai aplikasi Penilaian Buku Pendidikan Agama yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan inti penilaian buku Pendidikan Agama.
“Aplikasi tersebut pada awalnya diberi nama E-sunan, namun menurut pendapat peserta nama tersebut selain sudah banyak yang menggunakan, juga kurang tepat karena aplikasi penilaian akan digunakan semua agama. Oleh karena itu diusulkan akan diganti dengan nama e-penilaian-bpa Penilaian Buku Pendidikan Agama,” ujar Zain.
Kedua, proses penentuan tempat kegiatan. Bandung dipilih sebagai kota pelaksanaan kegiatan. Bukan tanpa alasan kenapa Bandung terpilih, kota ini dijuluki dengan nama Bandung Parijs Van Java. Dari “rahimnya” telah lahir beberapa tokoh penting seperti Ir. Soekarno, BJ Habibie, Ciputra, Remy Sylado, dll.
Ketiga, Kegiatan Penilaian Buku Pendidikan Agama merupakan kegiatan besar dan berdampak luas kepada masyarakat karena langsung terkait dengan pelayanan publik. Oleh karena itu ada beberapa rangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai persiapan yang baik dan matang untuk mewujudkan Penilaian Buku Pendidikan Agama Tahun 2019.
Ada beberapa dokumen yang harus diselesaikan misalnya SOP, pedoman, standar pelayanan, dan aplikasi penilaian. Di tempat inilah kita hendak melakukan finalisasi dengan memperhatikan kembali dengan cermat, teliti dan seksama, semua dokumen penting terkait kegiatan penilaian buku disesuaikan dengan PMA Nomor 9 Tahun 2018 tentang penilaian buku agar jangan sampai keluar atau menyimpang dari Pancasila, UUD, NKRI, dan tidak mengandung unsur-unsur yang bernuansa rasial, pornografi, radikal, dan diskriminasi
Terakhir, perlu meningkatkan produktivitas dalam penerbitan buku-buku bermutu tinggi hasil riset. Untuk itu Puslitbang LKKMO perlu belajar bagaimana negara-negara seperti Mesir, India, dan Maroko dapat menghasilkan banyak buku bermutu dan mudah diperoleh.
Negara kurang maju tetapi mampu menghasilkan banyak buku. Sejatinya keberadaan buku bermutu akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan literasi bangsa.
“Buku dapat menjadi bukti meningkatnya tingkat peradaban suatu bangsa. Misalnya buku Islam in Southeast Asia: Negotiating Modernity Norshahril Saat. Dalam buku ini dilukiskan moderasi beragama sebagai model atau cara beragama di Indonesia,” ungkap Zain.
Meskipun Islam Indonesia terkoneksi dengan dunia Internasional tapi Indonesia tetap memilih bentuk moderasi baik dalam cara berpikir dan cara beragama. Ini menjadi identitas Islam Nusantara.
“Peneliti LKKMO telah melakukan riset terhadap trend islam kontemporer berdasarkan teks dan buku-buku terjemahan bekerjasama dengan peneliti UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian keislaman membuat kita terkoneksi dengan dunia internasional,” tutup Zain. []
AS/diad