Cegah Intoleransi, Ini Upaya Kemenag dan UNAIR!
Surabaya (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno menyoroti pentingnya memahami agama dari dua perspektif. Hal ini disampaikan dalam penyamaan persepsi rencana penelitian moderasi beragama yang merupakan kolaborasi antara Kementerian Agama (Kemenag) dan Universitas Airlangga (UNAIR).
“Kemenag memandang agama dari dua perspektif, research on religion dan religious system untuk memahami berbagai gejala sosial, termasuk intoleransi yang seringkali muncul dari kesalahpahaman fikih, teologi, dan tafsir agama,” ucap Suyitno di Surabaya, Rabu (16/10/2024).
Media sosial, menurut Suyitno, juga menjadi sumber belajar agama meski sering kali tanpa bimbingan yang memadai. “Pemahaman yang instan dan tidak terverifikasi bisa membawa mereka pada penafsiran yang keliru, dan ini menjadi sebuah tantangan,” ujarnya.
“Pemahaman agama yang dangkal memicu intoleransi, sehingga penelitian ini penting untuk memahami gejala tersebut,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama dari perspektif akademisi UNAIR, Koordinator Riset Grup Religi, Multikulturalisme, dan Globalisasi Johny Alfian Khusyairi menekanan pentingnya moderasi beragama di kalangan dosen PTN. “Meskipun Indonesia dikenal beragam, masih ada potensi radikalisme, terutama di perguruan tinggi,” ungkapnya.
Johny menyebutkan penelitian ini akan menggunakan berbagai instrumen. “Salah satunya ialah skala moderasi beragama dan skala fundamentalisme agama, untuk mengukur sikap dosen terhadap moderasi beragama di kampus,” katanya.
“Hasilnya nanti diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana radikalisme bisa dicegah di lingkungan akademik, terutama di PTN yang secara historis lebih beragam,” pungkasnya. (Zakiatu Husnil Fuadah Harahap)