Covid-19 dari Perspektif Sains Biologi, Sosial, dan Agama

13 Mei 2020
Covid-19 dari Perspektif Sains Biologi, Sosial, dan Agama
Foto: Ismail

Jakarta (12 Mei 2020). Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI melalui Perpustakaan menggelar sebuah acara daring yaitu bedah buku yang berjudul Corona Virus Deases Covid-19 dari Perspektif Sains Biologi, Sosial, dan Agama. Penulis buku ini adalah para pakar di bidangnya yaitu Prof. Dr. agr. Muhamad Amin, S.Pd, M.Si, Dr. Habib Zainal Abidin Bilfaqih, S.Ag, M.Pd, dan Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si. Kegiatan berlangsung online melalui zoom, Selasa (12/05).

Bedah buku ini merupakan kali kedua yang diadakan oleh Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama di tahun 2020. Bedah buku menjadi ajang promosi dalam memaksimalkan layanan perpustakaan serta meningkatkan pengetahuan para  pegawai Badan Litbang dan Diklat  Kementerian Agama secara umum. ”Karena itulah forum seminar bedah buku sangat relevan dilakukan oleh perpustakaan, dengan harapan menambah pengetahuan sekaligus menggalakkan minat dan budaya baca di kalangan ASN,” demikian yang disampaikan Rois Mustafa selaku kepala sub bagian perpustakaan saat menyampaikan laporannya.

”Bedah buku perpustakaan kali ini, pada masa WFH menjadi suatu bentuk dzikir, yaitu dzikir keilmuan. Apalagi bertepatan dengan bulan Ramadan, acara ini menjadi sebuah amalan yang memperkaya pemahaman dan bagaimana seharusnya kita bersikap dengan adanya Covid-19 ini,” jelas Anshori pada saat membuka acara yang dihadiri oleh sekitar 100 orang peserta dengan porsi 40% peserta dari unsur peneliti, dan sisanya dari berbagai instansi seperti Perguruan Tinggi, Madrasah, dan Kementerian/Lembaga lainnya.

Peserta cukup antusias untuk megikuti acara bedah buku ini dan banyak yang tidak bisa mendaftar karena memang kuota yang tersedia hanya untuk 100 orang. Untuk mempermudah komunikasi antara panitia dan peserta maka dibuatlah  whatsapp group khusus peserta. Di grup ini disampaikan beragam informasi demi kelancaran acara mulai dari rules yang harus diikuti peserta, rundown acara, hingga evaluasi yang harus diisi peserta sebagai bahan masukan panitia dan prasyarat mendapatkan sertifikat.

Keterbatasan waktu yang tersedia membuat pertemuan harus diefektifkan sedemikian rupa termasuk pemaparan narasumber yang berjumlah tiga orang dengan masing-masing 10 menit, dan sisanya dimaksimalkan untuk tanya jawab dan diskusi, mengingat banyaknya pertanyaan dari peserta. “Ada tiga ciri orang cerdas yaitu qualified, confident, dan humble,” kata Prof. Amin di sela-sela pemaparannya.

Hal ini tentu terkait bagaimana masyarakat harus menyikapi Corona dengan mengikuti anjuran pemerintah untuk mencuci tangan, memakai masker, dan lainnya yang bersifat lebih rasional.

“Sementara itu, di satu sisi masyarakat kita memiliki high context culture yang sangat tinggi, sehingga apapun termasuk masalah Corona selalu dibawa ke konteks irrasional,” begitu salah satu cuplikan paparan Pak Muwafik saat memberikan contoh tentang ketidakdisiplinan masyarakat dalam mematuhi anjuran-anjuran pemeritah yang harus dilakukan saat wabah Corona ini.

Pada bagian terkahir, Dr. Zainal Abidin mengupas dari sudut pandang agama. “Intinya bahwa berkumpulnya itu yang dilarang apakah di masjid, di pasar, di tempat-tempat umum dan sejenisnya. Berkumpulya ini yang harus dihindari untuk mencegah penyebaran virus Corona lebih luas lagi. Termasuk bagaimana menyikapi sebagian pandangan masyarakat yang meranggapan bahwa tiga kali tidak melaksanakan sholat Jumat berturut-turut dia menjadi kafir,” contohnya saat menjelaskan beberapa kasus yang masih kerap terjadi di masyarakat.

Buku ini sendiri terdiri dari tiga bab utama dengan pokok-pokok bahasan yaitu:

Bagian 1:  Coronavirus 2019: Selayang Pandang tentang Asal Kemunculan dan Karakter Biologinya, meliputi Pendahuluan: Wuhan Epidemy; Coronavirus: Pengantar Singkat; Wabah Corona 2020; Apa itu Virus Corona, dan Seberapa Berbahayakah?; Seberapa Buruk Wabahnya?; Seberapa Mematikan Virusnya?; Di Mana Penyebaran Virusnya?; Mode Transmisi; Gejala Apa yang Harus Saya Perhatikan?; Berapa Banyak Waktu yang Dibutuhkan untuk Mengungkap Gejala?; Corona Virus-SARS; Asal-Usul Virus; Jumlah Infeksi; Jumlah Kematian; Mengidentifikasi Virus; Evolusi dan Identifikasi; Karakter Biologi Covid-19; Morfologi Covid-19; VSR Aktivitas Covid-19 N Protein (VSR Activity of Covid-19 N-Protein); Kasus yang Dilaporkan di Seluruh Dunia.

Bagian 2: Covid-19 dalam Perspektif Sosial; Lockdown sebagai Solusi Kenabian dalam Menghadapi Wabah Penyakit; Antara Virus Corona dan Virus Keimanan; Virus Corona Membuka Tabir Kebenaran Islam; Virus Corona dan Kebandelan Kita; Pola Konsumsi Hidup Sehat dan Pencegahan Penyakit; Virus Mematikan itu Bernama Kecemasan dan Kepanikan; Lawan Corona dengan Pikiran Positif; Terima Kasih Corona; Virus yang Menguji Kedisiplinan Kita; Corona Pun Bertasbih Pada-Nya; Sedekah Menangkal Bencana; Covid-19 dan Teror Informasi; Covid-19 dan Tanggung Jawab Kepemimpinan.

Bagian 3: Wabah Virus Corona/Covid-19 dalam Perspektif Islam, Hikmah dan Solusinya; Wabah Virus Corona; Praktik Ibadah dan Hikmahnya dalam Menghadapi Wabah; Makanan dan Hikmah dalam Menghadapi Wabah; Berpakaian dan Hikmah dalam Menghadapi Wabah;  Amalan yang Dibaca dalam Menghadapi Wabah; Kesimpulan dan Solusinya dalam Menghadapi Wabah.

Acara bedah buku ini merupakan salah satu kegiatan  perpustakaan selama wfh. Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Prof Dr. Moh. Isom, M.Ag sangat mengapresiasi dan mendukung acara-acara seperti ini.  Selain mampu melibatkan lebih banyak audiens, acara seperti in menjadi lebih murah dan mudah dibandingkan jika harus diadakan secara tatap muka yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Inilah salah satu keuntungan masa wfh yang bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk tetap berkarya dan memberikan pencerahan kepada masyarakat melalui program-program perpustakaan Balitbang Diklat.

Hal ini selaras dengan fungsi perpustakaan yaitu sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Maka hal ini selaras dengan tujuan perpustakaan yaitu memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca serta memperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pada penghujung acara, panitia meminta masukan dan evaluasi  terkait penyelenggaraan bedah buku melalui link evaluasi yang dikirimkan ke grup peserta, sekaligus sebagai salah satu prasyarat untuk mendapatkan sertifikat bedah buku.

Harapannya semoga acara-acara bedah buku seperti ini dapat dilakukan secara regular dan juga melibatkan lebih banyak para peneliti di Balitbangdiklat Kemenag. Apakah nanti menjadi moderator atau ke depannya bisa dijadwalkan untuk menjadi narasumber bedah buku. Hal ini dimaksudkan perpustakaan menjadi media atau memberikan panggung pagi pengembangan budaya  ilmiah di kalangan peneliti.[]

HAR/diad

 

 

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI