CV Dipo Mulyo Konsisten Menggarap Buku PAUD Berkualitas
Boyolali (Balitbang Diklat)---Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menyelenggarakan pembinaan kepada CV Dipo Mulyo berlokasi di Bangak Ringin Rt.10 Rw.03 Batan, Banyudono, Boyolali 57373.
CV Dipo Mulyo adalah perusahaan penerbitan buku yang memiliki spesifikasi buku PAUD, baik berbasis agama maupun keilmuan pada umumnya dari buku teks siswa maupun buku non teks lainnya.
Pembinaan yang disupervisi Inti Farhati dan Umi Kulsum ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan Penilaian Buku Pendidikan Agama Puslitbang LKKMO tahun 2024. Dalam kegiatan ini, nti Farhati memaparkan bagaimana sajian buku PAUD yang memiliki karakteristik unik dibandingkan buku teks maupun nonteks pada umumnya.
Menurut Inti Farhati, buku teks PAUD yang menjadi rujukan dan bahan bacaan anak sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, baik di sekolah maupun di rumah. Buku PAUD yang menjadi media belajar anak harus mampu memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan serta perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. “Buku teks PUD seharusnya mengandung nilai moral yang baik dan menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk menjadi pribadi yang baik dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir mereka,” ujarnya, di Boyolali, Sabtu (22/6/2024).
Lebih lanjut, Inti Farhati menjelaskan instrumen yang digunakan dalam kegiatan penilaian, khususunya buku PAUD yang harus diperhatikan oleh penulis maupun penerbit. “Pemahahaman sangat mendasar dari buku PAUD adalah adanya korelasi sajian buku yang adaptif dengan perkembangan usia anak dini. Dengan demikian, konten dan gambar dalam buku PAUD harus menarik untuk dibaca anak (eyecathing), sedikit narasi yang ditulis tetapi banyak gambar menarik yang ditampilkan,” imbuhnya.
Inti Farhati menegaskan bahwa buku PAUD yang adaptif dengan perkembangan usia anak dini juga harus sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif mereka yang belum bisa berpikir hal-hal abstrak sehingga proses berpikir mereka masih pada hal-hal konkrit. Buku PAUD yang ramah anak tidak menyajikan dan mengajarkan angka atau bilangan di atas 10 karena ketika anak menghitung sampai 10 mereka menggunakan alat bantu yang terdekat yaitu jari tangan mereka yang berjumlah 10. “Hal terpenting dalam konsep matematika bukan hanya anak bisa menghitung sampai 20 atau lebih tetapi apakah anak memahami konsep bilangan 1 sampai 10 itu berapa banyak bendanya,” terangnya.
Pada kesempatan ini, Inti Farhati juga menjelaskan buku anak harus mampu memantik dan menstimulus pola berpikir dan daya imajinasi anak. Buku PAUD harus menyajikan kegiatan yang bervariasi, tidak hanya anak diminta mewarnai gambar, memasangkan gambar satu dengan lainnya atau menebalkan kata maupun bilangan.
“Buku PAUD yang baik dan benar harus menyajikan kegiatan mulai dari anak melakukan observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya, baik benda hidup maupun benda mati sehingga substansi dari Kurikulum Merdeka pada PAUD yaitu anak aktif bertanya, anak aktif berkarya, dan anak aktif berinovasi akan benar-benar terlaksana,” tegas Inti Farhati.
Dengan demikian, kata Inti Farhati, kegiatan pembelajaran dalam buku PAUD mampu memberikan dan menampilkan pengalaman pembelajaran yang bermakna (learning experience ) karena sejatinya Merdeka Belajar pada anak usia dini adalah merdeka bermain yang bermakna. “Buku PAUD yang bagus juga harus mampu mengembangkan kecakapan abad 21 yaitu berpikir kritis, kreatif kolaboratif, dan komunikatif sehingga kegiatan pembelajaran dalam buku harus bervariasi, baik secara individu maupun kelompok yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi,” pungkasnya. (Inti Farhati/bas/sri)