Diseminasi Produk Lembaga pada Ajang Munas FPKI
Jakarta (Balitbang Diklat)---Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag berpartisipasi dalam Seminar dan Musyawarah Nasional (Munas) Ke-7 yang diselenggarakan Forum Perpustakaan Khusus Indonesia (FPKI). Kegiatan bertajuk “Perluasan Peran dan Fungsi Profesional dan Kelembagaan Perpustakaan Khusus di Indonesia”, bertempat di Gedung Perpustakaan Nasional, Jl. Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (26/9/2022).
Acara Munas yang dimeriahkan dengan parade seminar dan pameran dari masing-masing instansi menyedot perhatian para peserta dan pengunjung pameran. Tak kurang sekitar 600 peserta secara daring dan 150 peserta secara luring yang terdiri dari anggota FPKI, pustakawan, dan pengelola perpustakaan di Indonesia yang berasal dari lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, dan organisasi lain mengikuti acara ini dengan antusias.
Munas FPKI menandakan akhir dari masa kepengurusan pusat, maka sudah saatnya memilih ketua baru periode 2022-2025. Berdasarkan informasi, kegiatan ini bertujuan untuk 1) mengetahui arah dan kebijakan Perpustakaan Nasional RI dalam pengembangan perpustakaan khusus di Indonesia, 2) mengetahui praktik baik perluasan peran dan fungsi profesional dan kelembagaan perpustakaan khusus di Indonesia, dan 3) melakukan musyawarah, memilih, dan menetapkan ketua umum pengurus pusat FPKI periode 2022-2025.
FPKI merupakan forum yang bersifat terbuka dan profesional. FPKI diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, kemitraan, profesionalitas, akuntabilitas, dan keterbukaan. FPKI bertujuan untuk mengoptimalkan peran perpustakaan khusus yang profesional guna menunjang terwujudnya masyarakat berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
FPKI sebagai wadah berkumpulnya perpustakaan khusus dari berbagai lembaga, menjadi wadah untuk bergerak. Harapannya perpustakaan khusus dapat meningkatkan profesionalitas pustakawan, berjejaring membangun daya dukung agar eksistensi lembaga terasa manfaatnya, dan memperluas peran perpustakaan khusus secara lebih nyata kepada masyarakat. Perpustakaan khusus harus mampu berbenah diri, bergeliat membangun SDM dan layananannya sesuai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ada. Transformasi layanan dari manual kepada digital adalah sebuah keniscayaan.
Merujuk kepada Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan disebutkan bahwa perpustakaan khusus diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain. Sementara itu pada Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Khusus yang tertuang dalam Peraturan Perpustakaan Nasional RI Nomor 14 Tahun 2017, perpustakaan khusus memiliki tugas melayani pemustaka dengan menyediakan bahan perpustakaan/bacaan yang sesuai dengan kebutuhan lembaga induk dan masyarakat di sekitarnya. Juga dilengkapi dengan SNP Khusus bahwa perpustakaan khusus adalah sebagai perpustakaan rujukan, pusat deposit, dan pusat sumber belajar masyarakat di lingkungan lembaga induk.
Selain menggelar seminar pada acara Munas FPKI dengan menghadirkan narasumber dari Cifor, Tempo, dan Pustaka Kementan, juga digelar pameran yang menyedot perhatian peserta dan pengunjung karena baru pertama kalinya digelar pada ajang acara Munas FPKI tahun 2022. Pameran ini diikuti perpustakaan khusus dari 10 lembaga yakni Pustaka Kementan, Perpustakaan DPR, Perpustakaan BPHN, Perpustakaan Masjid Istiqlal, Perpustakaan Badan Bahasa, Badan Kebijakan dan Pembangunan Kesehatan, Perpustakaan Kementerian Agama, Perpustakaan Kemendikbudristek, Perpustakaan Kemenperin, dan Perpustakaan BRIN.
Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando berkesempatan menyambangi setiap stan yang ada dan berbincang singkat dengan para pemandu terkait produk lembaga yang dipamerkan. Saat menyambangi stan @perpuskemenagri, Syarif Bando mengapresiasi terjemahan Al-Qur’an Bahasa Daerah yang menjadi salah satu produk unggulan yang dipamerkan dalam acara Munas. Tak ketinggalan satu paket publikasi unggulan yakni Kamus Istilah Keagamaan dan Direktori Aliran/Paham Keagamaan daam satu goodybag berjudul Moderasi Beragama diberikan kepada kepala perpusnas sebagai cinderamata.
Masing-masing lembaga yang mengikuti pameran, menampilkan produk unggulan lembaganya. Selain publikasi seperti buku, majalah/jurnal, juga tersedia souvenir menarik dan unik masing-masing lembaga hingga minuman kopi yang khas dibagikan gratis kepada para pengunjung. Kemeriahan pameran terjadi karena antusias pengunjung untuk mendapatkan oleh-oleh dari masing-masing stan yang ada. Kegiatan pameran seperti ini merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi antar lembaga/instansi yang tergabung dalam FPKI.
“Saya borong bawa buku anak di stan Kementan dan Badan Bahasa, di BRIN juga ambil beberapa buku, belum semua stan didatengin udah menggunung bawanya.” komentar Ika dari Perpustakaan DPR. “Nggak ngeluarin dana untuk booth, tapi apa yang mau ditampilkan bisa keluar ya,” tambahnya yang ternyata juga balon FPKI. “Padat pamerannya, nggak cukup waktunya mau menikmati stan, padahal keren-keren,” pungkasnya.
“Sering-sering dong event pameran perpustakaan khusus, simple tapi all out. Seneng banget sama stan-stan yang hadir. Keren banget!” seru Ambar dari BSN.
“Waah, saya sedih gak ada waktu keliling stan,” ucap Vivit dari Kementan. “Padahal pengen minta Qur’an di stan Kemenag,” jelasnya. “Enak kayaknya jadi peserta, bisa bebas borong-borong di stan, yuk ah, setuju kapan-kapan buat event lagi seperti ini,” ujat Vivit antusias yang juga selaku panitia Munas.
“Alhamdulillah sempet borong oleh-oleh semua stan. Wakkkkk …, sampe tergopoh-gopoh bawanya,” ujar Madame dari Kemenag.
“Iya ternyata bisa banyak dapat ide dari lihat-lihat stan ya, saling lihat produk/jasa yang dibuat tiap perpus. Aku gak sempat ke semua stan, wkwk,” ucap Ashry dari Kemendag selaku panitia seminar.
“Iya pameran jadi ajang kumpul, stan jadi ramai, mau ada kopi atau nggak, semuanya happy,” jelas Wicha salah satu panitia seminar. “Kita tadinya mo banyak bawa koleksi lokal yang bisa dibagiin, tapi kebayangnya ini pameran kecil aja, jadi bawa koleksi dikit, nggak nyangka peserta ternyata banyak dan antusias,” tambahnya.
“Iya, terima kasih banyak untuk semua perpustakaan yang pameran. Saya juga borong buku anak-anak banyak banget sampe keberatan bawa pulang. Dibagi ke anak-anak, semua seneng, alhamdulillah bermanfaat banget,” jelas Mutri pengunjung pameran dari Kementerian PUPR.
Itulah sepenggalan komentar dari peserta dan panitia Munas pada event pameran. Kemeriahan acara pameran menjadi media dalam ikut menyukseskan dan mencapai tujuan kegiatan. Pameran produk lembaga seperti ini, selain sebagai promosi dan diseminasi hasil-hasil kerja lembaga, juga menjadi ajang komunikasi dan perluasan jaringan untuk kebermanfaatkan produk lembaga secara luas. Perpustakaan ingin menebar banyak informasi dan menuai beribu manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat luas.[]
HAR/diad