Dorong Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah, Kemenag Siap Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan
Surabaya (Balitbang Diklat)---Kementerian Agama siap berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka di madrasah. Pernyataan ini dikemukakan Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Mastuki saat menghadiri Peluncuran Implementasi Kurikulum Merdeka Jawa Timur dan Bedah Buku Kisah Transformasi Pembelajaran Daerah di Surabaya, Selasa (20/6/2023).
Mastuki mengemukakan Menteri Agama telah mengamanatkan madrasah untuk segera mengimplementasikan kurikulum merdeka. Pusdiklat telah mengadakan pelatihan terhadap 416 madrasah sasaran di seluruh Indonesia. Menurut Mastuki, strategi ini dilaksanakan karena terinspirasi dari praktik baik implementasi kurikulum merdeka (IKM) berbasis komunitas yang dilaksanakan Project Inovasi Pendidikan Indonesia.
"Kemenag terbuka berkolaborasi dengan pihak manapun untuk IKM di madrasah ini. Baik kementerian/lembaga atau Project Inovasi, atau lembaga swasta seperti Putera Sampoerna Foundation,” tambahnya.
Skema pelatihan IKM Berbasis Komunitas diharapkan mendorong madrasah terbiasa berkolaborasi dengan pemangku kepentingan dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
"Praktik baik IKM sangat relevan dengan kondisi madrasah. Secara historis praktik kurikulum merdeka itu sudah ada di pesantren yang menginspirasi pembelajaran di madrasah dan sekolah. IKM yang berpusat pada kekuatan figur guru dan berpijak pada pembelajaran berdiferensiasi telah dipraktikkan pesantren melalui pola pembelajaran “sorogan” (individual learning process) dan “bandhongan” (collective learning process),” tutur Mastuki.
“Keteladanan oleh guru sangat diperlukan, kemampuan memahami secara tepat talenta dan karakteristik masing-masing siswa. Karena setiap siswa mengalami perkembangan pembelajaran yang berbeda-beda, metode belajar ngaji “sorogan” (individual learning process),” paparnya.
Peluncuran Implementasi Kurikulum Merdeka Jawa Timur dan Bedah Buku Kisah Transformasi Pembelajaran di Daerah diresmikan oleh Moh. Isom Yusqi, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam secara daring.
Isom menyampaikan pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini tidak hanya berhenti di sosialisasi dan implementasi, tetapi dilanjutkan dengan pendampingan, piloting, monitoring, dan evaluasi serta tindak lanjutnya.
Harapannya tahun 2024 semua madrasah sudah melaksanakan kurikulum merdeka, terutama setelah IKM di-launching secara nasional.
"Jika Provinsi Jawa Timur melaksanakan dengan baik, sudah mewakili 25% tuntas, dilanjutkan Provinsi Jawa Tengah dan Aceh hingga mencapai 90%. Selebihnya provinsi lainnya 10%. Mengingat jumlah madrasah di Indonesia mencapai 86 ribu, khusus di Jawa Timur mencapai 21 ribu", paparnya.
Isom berharap pihak Inovasi lebih fokus ke madrasah terutama bagian anggaran. Karena anggaran di madrasah sangat sedikit.
"Kolaborasi antara INOVASI, Putera Sampoerna Foundation, dan Pusdiklat Teknis dapat menuntaskan IKM dan turunannya di seluruh Indonesia. Ini adalah salah satu peran aktif untuk berkontribusi positif bagi bangsa,” pungkas Isom.
Peluncuran dihadiri oleh Konjen Australia di Surabaya Ms. Fiona Hogart, Deputy Director Inovasi-Learning Feiny Sentosa, Direktur Puskujar BSKAP Kemenristekdikbud, pejabat Kanwil Kemenag Jatim yang diwakili Plt. Kepala Bidag Pendidikan Madrasah, Santoso, dan Head of Program Development Putra Sampoerna Foundation, Juliana.
Kegiatan berlangsung di HARRIS Hotel & Conventional Gubeng Surabaya, mulai dari 19 sampai 21 Juni 2023. (Rina/sri)