Dosen Sebagai Aktor Utama dalam Penyebaran Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi

25 Jul 2023
Dosen Sebagai Aktor Utama dalam Penyebaran Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi
Kepala Balitbang Diklat Prof. Suyitno menyampaikan materi secara virtual pada Training of Trainer (ToT) Moderasi Beragama bagi Dosen dan Training Penggerak Moderasi Beragama bagi Mahasiswa di Tangerang, Senin (24/7/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)--- Dosen merupakan aktor utama dalam kegiatan ekosistem perkuliahan di sebuah kampus. Ia menjadi role model bagi mahasiswanya.

“Dosen menjadi role model atau uswatun hasanah karena memiliki beberapa kelebihan dan keistimewaannya yang dapat menginspirasi mahasiswanya dalam melihat masa depannya,” ungkap Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Prof. Suyitno saat menyampaikan materi secara virtual pada Training of Trainer (ToT) Moderasi Beragama bagi Dosen dan Training Penggerak Moderasi Beragama bagi Mahasiswa di Tangerang, Senin (24/7/2023).

Menurut Kaban, paham intoleransi dan radikalisme semakin marak  tersebar di kalangan pelajar dan terjadi di beberapa kota-kota besar. Mengutip riset Setara Institut, Kaban mengatakan, hal itu bukan hanya terjadi di kalangan pelajar saja, tetapi juga terjadi di kalangan dosen Perguruan Tinggi Umum (PTU) pada umumnya dan beberapa mahasiswanya.

“Dari data ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya pengarusutamaan dan penguatan Moderasi Beragama (MB) terlebih ketika diperuntukkan untuk kalangan dosen atau mahasiswa PTU,” ujarnya

Terkait hal tersebut, lanjut Kaban, dosen sebagai aktor penting dalam insersi perkuliahan yang nantinya akan berdampak pada output bahkan outcome dari kampus. “Tanpa adanya Penguatan Moderasi Beragama ini—dosen sebagai aktor yang super merdeka dan bersifat independen dalam proses pembelajaran—bisa melakukan skenario apapun bagi mahasiswanya,” katanya.

“Jika satu dosen saja melakukan indoktrinasi pada mata kuliahnya maka akan berdampak kepada mahasiswanya,” imbuh Guru Besar UIN Raden Fatah ini.

Lebih lanjut, Kaban Suyitno menegaskan bahwa upaya-upaya seperti itu tidak boleh berhenti. Karena Kemenag berkepentingan terhadap output-output kampus yang toleran, berkomitmen kebangsaan, anti kekerasan, dan menerima budaya lokal sebagai dari kekayaan bangsa.

“Setidaknya empat pilar kebangsaan inilah yang diperjuangkan oleh para Founding Father. Tugas kita sebagai pewaris mereka hanyalah menjaga dan mempertahankan apa yang mereka perjuangkan,” tuturnya.

Terakhir, pria asal Tulungagung tersebut memberi pesan kepada peserta terkait strategi Penguatan Moderasi Beragama di perguruan tinggi. “Para dosen dituntut untuk proaktif tebarkan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang ramah, Islam yang rahmah. Bukan Islam yang sedikit-sedikit marah, bukan Islam yang pembenci tapi islam yang mencintai,” pungkasnya.

Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI dengan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Acara diikuti oleh 40 dosen Pendidikan Agama Islam dan 40 mahasiswa Islam dari berbagai PTU di Indonesia.

Ahmad Najib/diad/Sr

Sumber: Ahmad Najib
Editor: Dewi Indah Ayu/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI