Ekspos Inovasi Moderasi Beragama, Hidup Damai dalam Heterogenitas
Surabaya (Balitbang Diklat)---Balitbang Diklat Kementerian Agama gencar melakukan roadshow guna menyosialisasikan rencana perhelatan akbar Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika (KMBAA), yang akan dilaksanakan di Bandung pada 11 sampai 13 Desember 2023.
Roadshow kali ini dilakukan dengan diskusi publik dan ekspos inovasi moderasi beragama dengan tema “Membangun Harmoni Melalui Kampung Moderasi dan Rumah Ibadah Moderasi.” Kegiatan dilaksanakan di Universitas Airlangga, Surabaya, yang digagas Balai Litbang Agama (BLA) Semarang.
Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat, Prof. Suyitno, dalam arahannya mengatakan alasan pemilihan kegiatan di Universitas Airlangga yang notabene di bawah Kemendikbud Ristek ini, sejalan dengan lahirnya Perpres Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama. Penguatan Moderasi Beragama (PMB) itu, bukan semata tusinya Kemenag, tetapi juga menjadi kewajiban bersama semua K/L.
“Anggap saja ini check-in, seterusnya kita akan lebih jauh kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi umum, di bidang riset, pengabdian masyarakat, insersi kurikulum, karena ini juga menjadi mandatorinya Perpres Nomor 58 Tahun 2023,” ujar Kaban, di Surabaya (23/10/2023).
Alasan kedua, kata Kaban, kita harus sudah menyapa mahasiswa di kampus umum. Hasil riset International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) mengatakan telah banyak terjadi praktik baik moderasi beragama di lembaga pemerintahan, khususnya di lembaga pendidikan.
“Best practice itu, tidak selalu legal formal yang selama ini kita lakukan di Kementerian Agama, seperti ToT, MoT, Diklat, Orientasi Penggerak, dan lainnya. Itu hanya sebagian dari praktek moderasi beragama,” ucap Kaban.
Alasan ketiga, lanjut Kaban, kita membuat program inovasi moderasi, tujuannya agar praktik baik dari masyarakat dan lembaga pendidikan bisa menjadi role model. Bahwa apa yang dilakukan sebagai contoh yang bisa dikembangkan dan didesiminasikan di tempat lain. Makanya, Balitbang Diklat melalui penugasan pada BLA Semarang dikemas dalam bentuk diskusi publik.
“Kita butuh inovasi di tengah-tengah masyarakat yang bisa dijadikan role model, karena ke depan dengan rancangan yang dilakukan Sekretariat Bersama, tata kelola PMB di semua K/L tidak mungkin diseragamkan. Brainstorming, diskusi yang lebih intens dengan semua K/L, karena konsep PMB ini, tidak mungkin diseragamkan dengan konsep yang sama dengan Kementerian Agama,” imbuhnya.
Terakhir, Kaban menginginkan adanya upaya menggali konsep dan informasi dari berbagai komponen masyarakat dan K/L dalam proses menuju roadshow KMBAA untuk mengimpor dan mengekspor praktek-praktek baik moderasi beragama di benua Asia Afrika.
“Saya berharap, KMBAA ini bisa berkontribusi kepada masyarakat Asia Afrika. Konsep moderasi beragama bisa menjadi salah satu solusi, memberikan pandangan kepada kita semua agar terus memastikan hidup yang damai, meskipun kita semua berbeda latar belakang, suku bangsa, agama dan heterogenitas lainnya,” pungkasnya.
Pada diskusi tersebut juga dilakukan pemberian hadiah kepada juara lomba Inovasi Moderasi Beragama sebagai berikut:
Kategori Kampung Moderasi:
Juara 1 Desa Rama Agung, Bengkulu
Juara 2 Dusun Plumbon, Banguntapan, DIY
Juara 3 Desa Budakeling, Karangasem, Bali
Kategori Rumah Ibadah Moderasi Beragama:
Juara 1 Vihara Tanah Putih semarang Jawa tengah
Juara 2 Masjid At-Taqwa, dan Pura Kalingga, Pekalongan, Jawa Tengah
Juara 3 Pura Karanggede, Bantul, DIY
Selamat kepada para juara!
(Barjah/bas/sri)