FAST: Kunci Sukses Terapkan Empat Sifat Kemimpinan

Ciputat (BMBPSDM)---Kepala Badan (Kaban) Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama Republik Indonesia Muhammad Ali Ramdhani mengatakan bahwa manusia terlahir sebagai pemimpin, tidak peduli dia laki-laki atau perempuan, paling tidak menjadi pemimpin dirinya sendiri.
Hal tersebut dikemukakan Kaban Dhani saat membuka sekaligus mengisi materi pada tahapan klasikal Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan XVII tahun 2025. “Semasa hidup dan memimpin umat, Rasullah memegang teguh empat sifat pemimpin yaitu fatanah, amanah, sidik, dan tablig yang disingkat menjadi FAST,” ungkapnya di Ciputat, Jumat (11/4/2025).
Fatanah artinya cerdas. Kecerdasan merupakan kemampuan menguasai persoalan dan mengatasi masalah mutlak harus dimiliki oleh seorang pemimpin. “Kecerdasan itu sendiri terbagi kepada kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan fisik, kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual,” terang Kaban Dhani.
Selanjutnya amanah yang berarti melakukan sesuatu aktivitas sesuai dengan mandat, tanggung jawab, dan janjinya. “Ibu dan Bapak dulu berjanji untuk mengabdikan diri sepenuh hati untuk negara dengan ikhlas beramal, dan sebagainya,” urainya.
Selain itu, lanjut Dhani, terdapat pula sifat sidik yang artinya jujur. Kejujuran adalah sikap utama yang selalu dipegang Rasulullah dalam memimpin. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat jujur dan jauh dari dusta.
”Kejujuran harus tertanam dalam diri pemimpin. Pemimpin yang jujur tidak akan membohongi orang yang dipimpinnya. Ia akan jujur kepada dirinya sendiri maupun kepada masyarakat, sebab pemimpin yang jujur paham bahwa kejujuran akan membawa kebaikan dalam segala hal,” papar pria kelahiran Garut itu.
Seorang pemimpin juga harus memiliki sifat tablig. Selain berani menyuarakan kebenaran dan berani dinilai secara kritis oleh rakyat, pemimpin yang tablig juga tidak bisa dibeli dengan kekuatan apa pun. “Ia tegas dalam pendirian dan tegar dalam prinsip membela kebenaran,” ucap Kaban Dhani.
Kecerdasan Seorang Pemimpin
Mengutip Goldman, menurut Kaban Dhani berkaitan dengan kecerdasan yang dimiliki seorang pemimpin, kecerdasan intelektual adalah nalar seseorang terhadap hukum sebab akibat.
Jika seseorang mengerti konsekuensi akan terjadinya satu hal, maka ia memiliki kecerdasan intelektual. Bagaimana orang tersebut mampu mengonstruksi sesuatu yang abstrak dalam kehidupannya, menjadi sebuah gambaran tentang bagaimana ia menangani kehidupannya.
“Hidup itu layaknya sebuah puzzle. Ketika hidup Anda berantakan, intelektual Anda yang menatanya menjadi sebuah kehidupan yang runut,” terangnya.
Lebih lanjut, menurut Kaban, kecerdasan emosional tidak sekadar mengandalkan otak atau logika untuk berpikir, tetapi adanya ruang untuk mengekspresikan sesuatu melalui perilaku. Kecerdasan emosional pada dasarnya bagaimana kita menata hati dan jiwa.
“Jika Anda sedang marah, senang, dan sedih jangan mengambil keputusan. Marah itu manusiawi, tetapi mengekpresikan marah itu harus terkendali,” pesannya.
Berikutnya kecerdasan sosial, yaitu orang yang tidak pernah merasa cerdas tapi cerdas merasa. Orang yang punya kecerdasan sosial adalah orang yang memikirkan the spirit of corps. “Tidak ada superman, yang ada hanyalah superteam. Superteam dapat ditangani oleh orang-orang yang punya kecerdasan sosial,” imbuhnya.
Selanjutnya, kecerdasan fisik yang ditandai dengan pemahaman cara mengolah fisik agar selalu sehat dan aktif dalam kehidupan sosialnya. “Seperti pepatah yang sering kita dengar bahwa tidak ada kata lelah; yang ada adalah lillah,” tuturnya.
Terakhir, kecerdasan spiritual yang dimiliki orang beragama. “Ia sadar apa yang dilakukannya adalah semata-mata bentuk penghambaan makhluk kepada penciptanya,” pungkasnya.
PKA Angkatan XVII diikuti 38 peserta yang terdiri dari Kementerian Agama Pusat, Kanwil Kementerian Agama Provinsi, dan PTKN. Waktu pelaksanaan dari tanggal 27 Februari s.d. 3 Juli 2025 dengan menggunakan metode blended learning melalui laman pjj.kemenag.go.id
Hadir pada pembukaan Kepala Pusbangkom MKMB Syafi’i, Kabag TU Nilam Nur Azizah, para pengawas dan ketua timker serta para widyaiswara.
(Rahmi Siregar)