Gali Masukan Konstruktif, Balitbang Diklat Kumpulkan Para Pejabat Terdahulu
Jakarta (Balitbang Diklat)---Balitbang Diklat Kementerian Agama RI menyelenggarakan kegiatan Forum Dialog Penguatan Moderasi Beragama antar Generasi Para Pejabat Struktural pada Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Acara ini dihadiri para Kepala Balitbang Diklat dan para pejabat eselon II pada masanya.
Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno, menyampaikan tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mendapatkan masukan konstruktif serta memperkuat praktik Moderasi Beragama (MB) melalui diskusi dan pengalamannya.
"Pertemuan ini kami selenggarakan untuk mendapatkan masukan yang berharga dari seluruh peserta, yang telah memiliki pengalaman panjang di Balitbang Diklat pada masanya. Kami ingin melakukan hiring dan mendapatkan masukan yang konstruktif," ujarnya di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Suyitno juga menekankan pentingnya silaturahmi dalam menjaga hubungan yang baik antar generasi. "Kami sebagai generasi penerus sangat menghargai kontribusi para pejabat struktural sebelumnya dalam memajukan Balitbang Diklat. Di atas semua itu, lebih penting adalah silaturahmi," tambahnya.
Kegiatan ini menjadi lebih penting karena Balitbang Diklat secara resmi telah menjadi Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2023 tentang Kementerian Agama yang ditetapkan pada 26 Januari 2023. Namun, Suyitno juga mengakui bahwa masih diperlukan payung hukum lebih lanjut dari Kemenpan RB.
"Dalam menghadapi tantangan ini, kami telah berusaha dengan membuat naskah akademik selama hampir 1 tahun dan melibatkan publik serta melibatkan Kemenpan RB. Kami sangat berkeinginan untuk penguatan Moderasi Beragama, yang kini melintasi batas antar K/L dan melibatkan Sekretariat Bersama (Sekber) MB," jelas Suyitno.
Diskusi pada acara ini juga diisi oleh Kepala Balitbang Diklat pada masanya, seperti Abdurrhaman Mas'ud dan Achmad Gunaryo, yang membahas berbagai aspek terkait penguatan Moderasi Beragama di Indonesia. Acara ini menjadi langkah awal penting dalam memperkuat praktik MB di Indonesia. (Barjah/bas/sri)