Gubernur Ganjar: Kondisi Pandemi Menuntut Kita Beradaptasi Cepat

23 Jul 2021
Gubernur Ganjar: Kondisi Pandemi Menuntut Kita Beradaptasi Cepat

Semarang (23 Juli 2021). Lingkungan pendidikan menjadi terasa berbeda ketika dihadapkan pada kondisi nyata atau virtual. Maka, kondisi pandemi memaksa kita untuk beradaptasi dengan cepat termasuk pada metode belajar mengajar.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ketika memberikan pengarahan pada Penutupan Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) Balai Diklat Keagamaan Semarang. Kegiatan berlangsung secara daring dengan dihadiri seluruh peserta Pelatihan Jarak Jauh (PJJ) periode ke-6 yang terdiri dari 10 angkatan berjumlah 400 orang peserta.

“Dalam situasi sulit seperti sekarang ternyata kita dituntut untuk banyak belajar dan bertukar pengalaman dengan tujuan mencari solusi. Kemudian pengalaman ini diukur dan diuji untuk mencari yang paling baik. Maka inilah yang digunakan sebagai dasar penerapan suatu kebijakan, begitu pula dalam dunia pendidikan,” ujar Ganjar di Semarang, Jumat (23/7/2021).

Ganjar mengatakan ada tiga poin yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi, yaitu cara, alat, dan isi pesan. Ini dapat diterapkan para guru kepada anak didiknya.

“Cara penyampaian pesan harus santun dan jelas, jangan sampai membuat orang menjadi bingung. Sementara soal alat, saat ini tentu teknologi informasi punya peranan penting sebagai alat komunikasi. Terakhir, konten atau isi pesan yang disampaikan. Inilah yang harus sering diupdate sesuai dengan perkembangan teknologi dan kondisi,” kata Ganjar.

Menurut Ganjar, para guru bisa menjadi agen yang bisa membantu pemerintah untuk menyampaikan pesan yang benar dan dapat dipercaya kepada murid maupun walinya. Tujuannya untuk menumbuhkan pemahaman terkait kondisi pandemi yang tidak mudah ini.

“Isi pesan yang bagus dengan cara penyampaian yang tepat dapat menjadi suatu sikap keteladanan. Misalnya soal praktik protokol kesehatan, ini harus terus disosialisasikan agar dapat diteladani,” kata gubernur kelahiran Karanganyar ini.

Menutup arahannya, Ganjar berharap peserta pelatihan memiliki metode baru yang bisa disampaikan kepada anak didik. Tujuannya kegiatan belajar mengajar jarak jauh ini dapat berhasil dengan cara, alat, dan konten yang baik.

“Saya melihat peserta pelatihan ini memiliki potensi yang baik, mumpuni dalam menyerap ilmu agar kelak bisa diterapkan kepada murid-muridnya. Semoga dapat berguna bagi agama, bangsa, negara, dan kemanusiaan,” ucap Ganjar menutup arahannya.

Transformasi BDK Semarang Menjadi BDKKITA

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balitbang Diklat Kemenag Achmad Gunaryo menyampaikan laporan kegiatan PJJ BDK Semarang. Dalam laporannya Kaban Gunaryo mengatakan BDK Semarang sedang dalam proses sertifikasi ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu dan ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan.

“Sertifikasi ini dalam rangka penguatan penjaminan mutu pelatihan yang efektif dan efisien. Selain itu, guna menumbuhkan keakraban dengan para pengguna layanan, maka  BDK Semarang menyebut dirinya sebagai BDK KITA, yang merupakan singkatan dari Komitmen Inovasi Transparan dan Amanah,” kata Kaban Gunaryo.

BDKKITA, lanjut Kaban Gunaryo, sudah mendapatkan predikat Pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi pada tahun 2019. Pada saat ini pula BDKKITA sedang berjuang, berproses menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani.

“Mohon doanya agar BDKKITA dapat mewujudkan ZI WBK – WBBM di Tahun 2021. Sesuai surat keputusan Menteri Agama, BDK Semarang diusulkan menjadi pilotproject WBBM tahun 2021 bersama dengan 54 satker di lingkungan Kementerian Agama RI,” ujar Kaban.

Mengakhiri laporannya, Kaban berpesan agar BDK Semarang dapat melayani kebutuhan pelatihan dan pendidikan untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta.

 

BDK Semarang Bebas KKN

Sementara itu, perwakilan peserta PJJ pun mendapat kesempatan untuk menyampaikan kesan dan pesan selama mengikuti pelatihan. Soleh Baedowi, peserta terpilih mengatakan pelayanan diklat PJJ sungguh akomodatif, sehingga peserta dapat mengakses, memantau, mencermati melalui aplikasi dan teknologi.

“Kami sangat terkesan dengan pelatihan ini. Segala fasilitas membuat kami yang jauh seolah-olah berada dalam satu ruang,” katanya.

Menurut Soleh, diklat ini dilaksanakan dengan sistem seleksi yang ketat sehingga ia yakin BDK Semarang jauh dari nepotisme. Semua memiliki kesempatan yang sama untuk melaksanakan pelatihan tanpa memandang usia maupun status kepegawaian. Ini artinya BDK Semarang jauh dari gratifikasi.

“Selain itu, diklat ini dilaksanakan secara gratis maka kami yakin BDK Semarang jauh dari korupsi. Terima kasih kepada panitia khususnya widyaiswara yang sangat profesional, ramah, dan santun. Ini pengalaman yang luar biasa,” ujar Soleh menutup pesannya.

Kegiatan dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kepala Balitbang Diklat Kemenag Achmad Gunaryo, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Imam Syafei, Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jawa Tengah Mustain Ahmad, Kepala Kanwil Kemenag D.I Yogyakarta Masmin Afif.

Tampak pula hadir secara virtual Kepala Kankemenag Kab./Kota di wilayah Prov. Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta,  Kepala BDK Semarang Anshori, para Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional, seluruh panitia dan pegawai pada Balai Diklat Keagamaan Semarang.[]

diad/AR/diad

 

Penulis: Dewindah
Editor: Rahmatillah Amin
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI