Guru Madrasah, Role Model Moderasi Beragama Harus Melek Digital

15 Feb 2023
Guru Madrasah, Role Model Moderasi Beragama Harus Melek Digital
Kaban Suyitno memberikan materi secara daring pada kegiatan Pelatihan Konsensus Dasar Bangsa, Pelatihan Teknis Manajemen Madrasah, dan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama bagi Guru Angkatan I dan II, di BDK Banjarmasin, Selasa (14/02/2023).

Banjarmasin (Balitbang Diklat)---Sebagai figur sentral dalam proses belajar dan mengajar, guru madrasah harus bisa menunjukkan keteladanan dan menjadi role model dalam menanamkan moderasi beragama.

Pesan itu disampaikan Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag), Suyitno, saat memberikan materi secara daring pada kegiatan Pelatihan Konsensus Dasar Bangsa, Pelatihan Teknis Manajemen Madrasah, dan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama bagi Guru Angkatan I dan II, di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Banjarmasin, Selasa (14/02/2023).

Menurut Kaban Suyitno, PR besar bagi guru madrasah saat ini adalah harus bisa menjadi role model di manapun dan kapanpun, khususnya dalam penerapan moderasi beragama. Maka, keteladanan harus selalu tercermin dalam kesehariannya, termasuk cara berpikir, bersikap, berkomunikasi hingga berinteraksi dengan murid-murid.

“Cuma kadang-kadang kita ini lupa tentang menjadi figur bahwa setiap apapun yang kita lakukan menjadi role model, termasuk juga menjadi role model dari penggerak penguatan moderasi beragama. Jadi, jangan sampai kita yang role model itu tidak mencerminkan role model,” ujarnya.

Untuk itu, Suyitno mengajak para guru madrasah, khususnya peserta pada kegiatan pelatihan tersebut agar memperbaiki diri sehingga dapat menggerakkan penguatan moderasi beragama di tempatnya mengajar. Di antaranya dengan bersikap berdasarkan empat indikator moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal. “Jadi, keempatnya itu harus tercermin di kita,” tegasnya.

Selain itu, ia mengingatkan bahwa guru juga harus bisa memastikan pola pendekatan komunikasi yang tepat terhadap murid. Karena perkembangan teknologi yang terjadi cukup cepat ini, secara tidak sadar maupun sadar telah mengubah beberapa pola hidup komunikasi terhadap anak masa kini.

“Jadi, menghadapi anak-anak sekarang dengan anak-anak dulu tahun 80-an itu berbeda. Anak-anak sekarang ini, kalau Bapak/Ibu lihat ya, generasi milenial, generasi pascamilenial, itu sulit diajak berkomunikasi kalau sifatnya verbal. Tapi mereka akan banyak menggunakan media sosial sebagai instrumen untuk berkomunikasi,” katanya.

Optimalkan Sistem Digital

Suyitno lantas juga mengajak para guru madrasah agar melek teknologi digital sehingga dapat memanfaatkan digitalisasi dengan optimal. Langkah itu harus mulai diterapkan tidak hanya untuk berkomunikasi, tetapi juga dalam proses belajar dan mengajar serta sistem tata kelola sekolah.

“Nah, cara tata kelola digital system seperti ini harus sudah mulai kita adaptasi. Karena tuntutannya sudah begitu. Kalau kita belum bertransformasi, maka kita yang ketinggalan,” pungkasnya.

Pada kegiatan ini, hadir secara langsung Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Banjarmasin, Khaeroni dan jajarannya. 

Khaeroni mengatakan, kegiatan Pelatihan Konsensus Dasar Bangsa, Pelatihan Teknis Manajemen Madrasah, dan Pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama bagi Guru Angkatan I dan II, di BDK Banjarmasin, ini akan berlangsung sejak Senin (13/02/2023) hingga Sabtu (18/02/2023).

“Peserta diklat berasal dari empat provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah, terdiri dari guru agama, kepala madrasah, dan jabatan administrasi lainnya,” katanya. (julian/sri/bas)

   

 

Penulis: Julian
Editor: Sri Hendriani/Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI