Gus Syaltout: Tren Publikasi Kampung Moderasi Beragama Mulai Meningkat di Media Digital
Surabaya (Balitbang Diklat)---Tenaga Ahli Kemenag Bidang Analisis Pengembangan K/L, Gus Syaltout , mengatakan Moderasi Beragama (MB), salah satu program prioritas Kementerian Agama RI era Yaqut Cholil Qoumas, telah diukur engagement-nya di ruang digital selama 2 tahun terakhir. Hal ini dilakukan sekaligus untuk menjawab pertanyaan dari rekan-rekan DPR terkait keberhasilan penguatan program MB.
“Secara keseluruhan, engagement tertinggi MB di media digital ada pada publikasi Kemenag, sekolah, dan rumah ibadah. Kampung moderasi belum banyak terdengar gaungnya,” ujarnya.
“Secara spesifik, tren publikasi kampung moderasi beragama naik dimulai bulan Juli 2023. Dan itu mulai pengumuman Lomba Inovasi Moderasi Beragama BLA Semarang. Ini menarik, publikasi kampung moderasi beragama naik signifikan hampir 4x lipat di tahun ini. Bahkan di bulan Juli 2023 mengalahkan publikasi tentang sekolah. Dengan adanya lomba, adanya video yang di-share, itu engagement-nya luar biasa,” sambung Syaltout.
Gus Syaltout mengatakan hal tersebut saat menyampaikan paparan pada kegiatan Diskusi Publik Ekspos Inovasi Moderasi Beragama Tahun 2023 yang diselenggarakan Balai Litbang Agama (BLA) Semarang di Gedung ASEEC Tower Universitas Airlangga Surabaya, Senin (23/10/2023).
Dari hasil pemetaan, lanjut Syaltout, pemberitaan kampung moderasi terbanyak ada di kanal Youtube. Ini potensi yang luar biasa jika para penyuluh agama bisa memainkan publikasi di media digital, khususnya Youtube. Begitu juga para pendamping desa yang berada di bawah Kementerian Desa dan PDTT.
“Kalau Bapak/Ibu penyuluh agama, kerja ikhlas beramal memvideokan kampung MB yang menjadi wilayah binaannya, dan itu viral, itu bisa jadi cuan,” sambung Gus Syaltout yang disambut tawa para peserta diskusi.
Di akhir paparannya, Gus Syaltout berusaha menginisiasi supaya kampung-kampung moderasi beragama bisa meng-generate uang melalui publikasi di media digital. Subsidi finansial yang diperoleh dari media digital dapat memberikan manfaat untuk membangun atau merenovasi rumah ibadah tanpa perlu menunggu bantuan atau donasi. (Fathurrozi/bas/sri)