Harapan Osama Hamdy: Konferensi Bandung Menegaskan Prinsip Hidup Damai Berdampingan

20 Des 2023
Harapan Osama Hamdy: Konferensi Bandung Menegaskan Prinsip Hidup Damai Berdampingan
Chargé d’affaires of the Republic of Egypt Osama Hamdy pada Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin (KMB AAA) di Bandung, Rabu (20/12/2023).

Bandung (Balitbang Diklat)---Hari ini, Rabu 20 Desember 2023, Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Bandung, menjadi saksi dimulainya Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika dan Amerika Latin (KMB AAA). Acara ini diikuti perwakilan dari 18 negara, termasuk Mesir, Kenya, Srilanka, India, Yaman, dan lainnya.

 

Berbagai utusan dari negara-negara peserta memberikan pidato, salah satunya Chargé d’affaires of the Republic of Egypt, Mr Osama Hamdy. Menurut Osama, konferensi ini menjadi suatu kehormatan karena pertama kali diadakan oleh negara-negara dari tiga benua tersebut.

 

Osama menyoroti masalah bangsa modern yang religius, menekankan pentingnya moderasi beragama demi kemanusiaan. Konferensi ini bertujuan untuk mempromosikan moderasi beragama yang diikuti oleh Indonesia dan negara-negara lainnya, mengikuti semangat Konferensi Asia Afrika Bandung tahun 1955

 

“Konferensi ini mengingat kembali prinsip-prinsip yang telah ditegaskan pada konferensi bersejarah tahun 1955 oleh pemimpin Indonesia, Mesir, dan seluruh Konferensi Asia, Afrika, dan Amerika Latin pada pertengahan abad ke-20,” ujar Osama di Bandung, Rabu (20/12/2023).

 

Menurut Osama, Mesir dan Indonesia dengan lebih dari satu abad keberadaannya, berkolaborasi dalam upaya mencapai moderasi dan Islam moderat. Pemerintah Mesir, melalui para pemimpin agama, menyambut seluruh peserta dan penyelenggara konferensi.

 

“Harapannya, konferensi ini dapat mencapai tujuan utamanya, yakni mengirimkan pesan jelas dari Bandung kepada dunia, menegaskan prinsip-prinsip hidup berdampingan secara damai di antara umat manusia, serta menolak segala bentuk ekstremisme, kekerasan, dan rasisme,” tegas Osama.

 

Para peserta konferensi ini juga berseru kepada dunia untuk bersatu dalam menghentikan pembunuhan warga sipil, anak-anak, dan perempuan selama konflik di Palestina. Mereka menyoroti tragedi yang telah berlangsung sejak 1948 dan terus berlanjut karena pendudukan ilegal Israel terhadap tanah bersejarah Palestina. (Barjah/bas/sri)

   

 

Penulis: Barjah
Sumber: Barjah
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI