Harus Ada Masukan Berarti untuk Transformasi BLA jadi Balai Moderasi Beragama

18 Feb 2023
Harus Ada Masukan Berarti untuk Transformasi BLA jadi Balai Moderasi Beragama
Kepala Balitbang Diklat Prof. Suyitno saat menyampaikan arahan padaRapat Koordinasi Penyusunan Grand Design Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenag, di Mataram, Kamis (16/2/2023). (Foto: Muis LKKMO)

Mataram (Balitbang Diklat) --- Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Suyitno mengaku meminta masukan dan pertimbangan substantif dari beberapa aspek, terutama di unit Kelitbangan terkait transformasi Balai Litbang Agama (BLA) menjadi Balai Moderasi Beragama.

“Jadi kami ingin hearing, kami ingin mendapat masukan berarti dari beberapa aspek, terutama di unit kelitbangan. Sebab transformasi ini memerlukan berbagai pertimbangan substantif,” kata Kaban saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Penyusunan Grand Design Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenag, di Mataram, Kamis (16/2/2023).

Kaban memaparkan beberapa opsi, pertama yaitu hanya mengubah nomenklatur dengan tugas pokok dan fungsi (tusi) yang sama. Pilihan ini tidak membawa dampak yang besar karena tidak ada yang berubah secara substansi.

“Menurut saya transformasi seperti itu tidak substantif, sama tidak substantifnya ketika dulu ada BLA sementara, di pusat ada Puslitbang, jadinya tumpang tindih dan ini yang mau kita luruskan,” ujarnya.

Opsi kedua, lanjut Kaban, yakni mengubah BLA menjadi Balai Moderasi Beragama atau balai diklat baru dengan perpindahan lokasi balai secara bertahap. Pilihan ini akan membawa implikasi besar, salah satunya terkait penyiapan infrastruktur.

“Memang tantangannya tidak ringan, salah satunya adalah terkait dengan infrastruktur, baik infrastruktur fasilitas di daerah maupun di SDM. Bagaimana SDM-nya, bagaimana DIPA-nya, bagaimana widyaiswaranya? Tapi itu contoh berpikir transformatif, berpikir substantif,” beber Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang.

Untuk itu, ia meminta opsi-opsi tersebut didiskusikan lebih mendalam, dan dirinya juga terbuka bila ada opsi-opsi lain yang mungkin lebih realistis. Namun, menurutnya, apapun opsi yang dipilih harus dipertimbangkan implikasi jangka panjang dan jangka pendeknya.

“Percayalah apa yang saya sampaikan adalah agar bagaimana kita melihat transformasi yang sesungguhnya, agar perubahan badan moderasi itu bukan sekadar bentuknya, bukan cuma cover-nya, bukan cuma casing-nya, tapi kita ingin substantifnya,” pungkasnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Arfi Hatim, Kepala Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Arskal Salim, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Mastuki, Kanwil Kemenag DIY Masmin Afif, para Kepala Balai Diklat Agama, dan para analis kebijakan Balitbang Diklat.

Rapat Koordinasi Penyusunan Grand Desain Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia ini digelar di Hotel Golden Palace Lombok, Mataram, NTB. Kegiatan ini akan berlangsung hingga Sabtu (18/2/2023) besok

julian)/diad

Penulis: Julian
Editor: Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI