Humas, Cerminkan Wajah Institusi

24 Feb 2023
Humas, Cerminkan Wajah Institusi
Kaban Suyitno menyampaikan paparan pada kegiatan Rapat Koordinasi Kehumasan Balitbang Diklat di Pontianak, Kamis, (23/02/2023).

Pontianak (Balitbang Diklat)---Peran Pranata Hubungan Masyarakat (Humas) pada institusi diharapkan mampu mengemas produk-produk yang dimiliki, yang awalnya terkesan biasa saja menjadi luar biasa.

“Humas itu bukan saja menjadi the windows of institutions, pintu atau jendela institusi, tetapi juga bagaikan rumah depan resepsionisnya sebuah institusi. Wajahnya sebuah institusi dicerminkan oleh humasnya,” ujar Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Suyitno, saat menyampaikan paparan pada kegiatan Rapat Koordinasi Kehumasan Balitbang Diklat di Pontianak, Kamis, (23/02/2023).

Peran humas dalam konteks branding, lanjut Kaban, biasanya digunakan untuk sebuh produk dan lebih dekat dengan marketing, lebih dekat dengan ‘jualan’.

Dikatakan Kaban branding merupakan upaya untuk melakukan marketing. “Persoalannya, sekarang apa yang mau kita jual? Jangan sampai kita memarketingkan diri tetapi kita tidak tahu apa yang mau kita jual,” ucapnya.

Pada kegiatan Rakor yang diikuti seluruh kepala unit/satker dan para Pranata Humas Balitbang Diklat tersebut, Kaban mengungkapkan apa yang bisa kita branding. “Ini menyangkut selling for market. Oleh karena itu, kita bisa menggunakan teori SWOT,” ungkap Kaban.

Melalui analisis SWOT tersebut, kata Kaban, dapat diketahui apa yang menjadi the strength atau kekuatan kita, karena seperti diketahui saat ini Balitbang Diklat sebagai unit Eselon I yang memiliki kampus yang lengkap.

“Kita memiliki potensi yang luar biasa, kita punya kantor, kita punya penginapan, dan punya meeting room. Kalau pandai menjual jasa yang kita miliki, melakukan beatifikasi room merupakan langkah yang tepat, sehingga orang tertarik, seperti kamar menjadi standar VIP, lalu memastikan apa yang kita miliki mempunya nilai marketing  yang tinggi sehingga publik akan tertarik,” imbuh Kaban.

“Ini contoh, yang bisa kita branding  kalau sudah PNBP, pendapatan kita sudah clear, kita branding sehingga orang tertarik. Maka, langkah berikutnya dari PNBP ke Badan Layanan Umum (BLU),” kata Kaban.

Oleh karena itu, menurut Kaban, cara Humas dalam mengemas branding tersebut ialah, pertama dengan ikon tertentu, seperti jargon-jargon, kedua bisa menggunakan endrose atau menggunakan public figure. “Bisa juga menggunakan visualisasi, yang selama ini kita gunakan dalam bentuk video dan lain-lain,” tandasnya. (Barjah/sri)

Penulis: Barjah
Editor: Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI