Bandung (Balitbang Diklat)---Di era digital saat ini, praktisi hubungan masyarakat (humas) dituntut memiliki kemampuan yang relevan dengan perkembangan zaman. Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI Suyitno menegaskan bahwa humas harus mampu menghadirkan gambar yang berbicara, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih efektif.

Menurut Suyitno, tantangan kehumasan di era digital semakin kompleks. Berdasarkan International Public Relation Summit, dekonstruksi humas telah terjadi. “Setiap orang seolah-olah mampu menjadi humas. Selian itu, disrupsi teknologi juga melahirkan era anomali,” ujarnya di Aula Djuhanny Sumantadisastra, BDK Bandung, Senin (30/12/2024).

Pesan tersebut disampaikan Suyitno di hadapan puluhan peserta kegiatan Penguatan Kompetensi Humas yang digagas Balai Diklat Keagamaan Bandung. Kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan membangun citra positif Kementerian Agama. Kegiatan ini diikuti peserta dari berbagai instansi, seperti UIN, Kemenag Kabupaten dan Kota Bandung, Cimahi, dan Dinas Komunikasi Kota Bandung. 

Suyitno juga menambahkan, kunci dalam menghadapi tantangan tersebut adalah dengan terus belajar dan meningkatkan kompetensi. Selain itu, humas juga harus memiliki tanggung jawab atas kecepatan informasi yang mereka sampaikan. "Akurasi informasi sangat penting, namun tidak kalah pentingnya adalah penyampaian informasi dengan perspektif yang menarik," tegasnya.

Kegiatan penguatan kompetensi humas ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan para peserta dalam menjalankan tugasnya sebagai humas, sehingga dapat memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan Kementerian Agama.

Sementara itu, Kepala Balai Diklat Keagamaan Bandung Agus Nasihatul Ahyar dalam laporannya berharap kegiatan ini berdampak positif bagi kinerja organisasi. "Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang baru, para humas siap menghadapi tantangan kehumasan di era digital," pungkasnya.

Dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik, para praktisi humas diharapkan dapat menghadapi tantangan secara profesional dan inovatif. Melalui upaya ini, diharapkan citra positif Kementerian Agama semakin tercermin dalam setiap komunikasi publik yang dilakukan, serta mampu memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat pelayanan publik dan membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat. (Firman Nugraha)