Ijtihad Inovatif, Kaban Suyitno Dorong Pelatihan dari Lokal untuk Nasional

30 Agt 2024
Ijtihad Inovatif, Kaban Suyitno Dorong Pelatihan dari Lokal untuk Nasional
Kaban Suyitno saat memberikan arahan pada Penyerahan Sertifikat Akreditasi Pelatihan Teknis Pendidikan dan Keagamaan di Serpong, Kamis (29/8/2024).

Serpong (Balitbang Diklat)---Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kaban) Suyitno menegaskan, dari enam poin indikator instrumen pelatihan, aspek inovasi yang perlu ditingkatkan. Karena bisa jadi Balai Diklat Keagamaan (BDK) atau Loka Diklat Keagamaan (LDK) memiliki kreativitas berbasis lokal yang dapat diintegrasikan secara nasional.

 

“Kita perlu menggali ciri khas pelatihan dari setiap BDK, kemudian diimplementasi di seluruh balai/loka sehingga semua bisa memiliki pelatihan tersebut. Hal ini menjadi ijtihad inovatif yang bisa kita kembangkan,” ungkap Kaban Suyitno saat memberikan arahan pada Penyerahan Sertifikat Akreditasi Pelatihan Teknis Pendidikan dan Keagamaan di Serpong, Kamis (29/8/2024).

 

Lebih lanjut, Kaban Suyitno mendorong setiap Kepala BDK dan LDK untuk bisa mengelola pelatihan yang inovatif, karena sangat mungkin dikembangkan secara masif.

 

“Artinya, kita mencari distigsi pelatihan di masing-masing wilayah yang bisa diadaptasi secara nasional,” ujarnya.

 

Untuk mendukung upaya tersebut maka diperlukan hearing untuk mendengar masukan dari daerah. “Penting untuk mendengar dari widyaiswara (WI) di daerah mengenai catatan terkait implementasi MOOC di lapangan,” katanya.

 

Menurutnya, dari proses hearing mungkin ada masukan dari sisi konten, infrastruktur, hingga inovasi yang bisa mendukung pelatihan yang genuine dengan gagasan orisinal.

“Bicara MOOC, maka kita bicara soal kualitas pelatihan. Untuk itu, diperlukan masukan dari WI di daerah sehingga mengetahui tantangan yang dihadapi di lapangan,” tuturnya.

 

Role Model Manajemen Talenta Kemenag

Pada momen yang sama, Kaban Suyitno menekankan bahwa dalam proses manajemen talenta, human capital development plan menjadi ruhnya. Maka Balitbang Diklat perlu memotret manajemen talenta dengan berbasis piloting atau studi kasus.

 

“Kementerian Agama memiliki jabatan fungsional (jafung) yang tidak dimiliki lembaga lain, yaitu widyaiswara bidang keagamaan. Ini yang paling genuine milik Kemenag dan bisa menjadi role model,” paparnya.

 

Untuk mendukung hal itu, Kaban Suyitno mengimbau agar dibuatkan pengembangan kompetensi dan karier yang dapat ditempuh jafung tersebut. “Saya mendorong human capital development plan yang secara khusus dimiliki Kemenag agar dikembangkan sesuai dengan program manajemen talenta,” katanya.

 

“Basis yang digunakan dimulai dari jafung khusus yang hanya dimiliki Kementerian Agama, seperti widyaiswara bidang keagamaan dan jafung pentashih Al-Quran,” imbuhnya.

 

Terakhir, Kaban Suyitno mendorong untuk terus meningkatkan pelatihan berbasis platform aplikasi digital. Tujuannya agar terwujud efisiensi infrastruktur.

 

“Kita perlu mengembangkan kampus berbasis digital, sebab selain mengikuti perkembangan zaman juga dapat mengefisiensikan anggaran perawatan infrastuktur,”  pungkasnya.

 

Hadir pada kesempatan tersebut, Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Arskal Salim GP, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Mastuki, para Kepala BDK dan LDK, serta para widyaiswara.

 

(Dewi Indah Ayu)

Penulis: Dewi Indah Ayu D.
Sumber: Pusdiklat Teknis
Editor: Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI