INDIKATOR KEBERHASILAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR NEGERI NGLAREN DESA POTORONO, KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA

16 Apr 2007
INDIKATOR KEBERHASILAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  DI SEKOLAH DASAR NEGERI NGLAREN DESA POTORONO,  KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA

INDIKATOR KEBERHASILAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 
DI SEKOLAH DASAR NEGERI NGLAREN DESA POTORONO, 
KECAMATAN BANGUNTAPAN KABUPATEN BANTUL DI YOGYAKARTA

  Oleh: Umar Soeroer
62 halaman

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AGAMA
DEPARTEMEN AGAMA RI
1995/1996


Secara formil pendidikan agama di Sekolah Dasar bila diukur dengan hasil evaluasi belajar di sekolah dapat di­kategorikan berhasil, mengingat nilai untuk bidang studi agama minimal cukup (tidak kurang). Namun persoalannya nilai cukup, baik, baik sekali dan istimewa, untuk bidang studi agama, apakah sudah menggambarkan keberagamaan yang sesungguhnya, atau hanya menggambarkan aspek pengetahuannya saja ? Untuk itulah perlunya dilakukan penelitian yang seksama guna memperoleh gambaran yang sebenarnya dari pengetahuan, sikap dan pelaksanaan ajaran agama Islam yang diperoleh dari sekolah dasar.

Tujuan Penelitian untuk memperoleh gambaran u­tuh tentang keberhasilan pendidikan agama Islam pada Seko­lah Dasar Negeri Nglaren, di Dusun Nglaren, Desa Potorono, Kabupaten Bantul, Propinsi D.I. Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pimpinan Departemen Agama, dalam merumuskan konsep indikator tentang keberhasilan pendidikan agama Islam, di Sekolah Dasar Negeri.

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui angket, tes tertulis, wawancara mendalam (dept interview), telaah dokumen, dan pengamatan.

Hasil penelitian menunjukan data Keberhasilan pendidikan agama dalam aspek kognitif, yang menitikberatkan kepada penguasaan ilmu pengetahuan keagamaan bagi siswa, dapat diserap dengan baik, dibuktikan dengan nilai prestasi siswa dalam tes hasil belajar (THB) nilai rata-rata 8,15 ("baik"). Demikian juga keberhasilan siswa dalam pendidikan agama Islam, dalam aspek afektif, dimana siswa dapat menunjukkan sikap yang berkaitan dengan perbuatan, tingkah laku, ucapan, dan kecenderungan dalam hal kerjasama, setia kawan, kejujuran dan bijaksana.

Disamping keberhasilan PAI juga dikarenakan dukungan pendirian TPA dan TKA, diprakarsai oleh organisasi Muhammadiyah dengan swadaya masyarakat setempat. Penyelenggaraan PAI di Sekolah Dasar, dengan waktu yang relatif singkat, tidak mampu mengcover seluruh materi pelajaran agama Islam di Sekolah Dasar.

Penelitian ini merekomendasikan perlunya penambahan jam pelajaran dalam bidang studi PAI mengingat padatnya pokok bahasan, sedang alokasi waktu yang tersedia tidak memadai.***

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI