Indonesia Bukan Negara Agama, Bukan Pula Negara Sekuler
Padang (Balitbang Diklat)---“Indonesia bukan negara agama, tetapi Indonesia bukan pula negara yang sekuler,” ujar Kepala Pusdiklat Tenaga Administrasi (Kapus ADM) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Dr. Syafi’i.M.Ag pada ceramahnya terkait Moderasi Beragama dan Pembangunan Nasional, Sabtu (11/2/2023).
Ia menjelaskan Indonesia tidak menjadikan agama apapun sebagai landasan negara, namun tidak pula memisahkan diri dari urusan agama. Tetapi Indonesia adalah Negara Pancasila dengan Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Artinya negara ini mengakui dan memfasilitasi setiap umat beragama, keberadaan setiap agama dihormati serta negara memfasilitasi setiap agama dalam menjalankan peribadatannya,” ungkapnya di Aula M. Natsir BDK Padang.
Selanjutnya, Kapus Syafi’i juga menjabarkan empat indikator orang yang dikatakan moderat. Indikator pertama yaitu mempunyai sikap toleransi yang ditandai adanya penerimaan akan perbedaan.
“Orang tersebut mengakui bahwa ada keyakinan yang lain. Selain itu, iapun menghormati dan menghargai, serta mau memberikan haknya sebagaimana ia menuntut haknya kepada orang lain,” katanya.
Kedua, lanjut Kapus, tidak pernah menggunakan kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah saat terjadi gesekan dan konflik antar umat beragama.
Indikator ketiga ditandai dengan sikap akomodatif terhadap adat istiadat. “Orang-orang yang moderat memiliki kecenderungan lebih ramah dalam penerimaan tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama,” ujar Kapus Syafi’i.
“Indikator terakhir ditandai dengan memiliki komitmen kebangsaan, yaitu penerimaan terhadap prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam Konstitusi UUD 1945 dan regulasi di bawahnya,”pungkasnya.
Ceramah disampaikan Kapus Syafi’i pada pelatihan Manajemen Ekstrakurikuler, Pelatihan Teknis Fotografi dan Videografi, dan Pelatihan Bahasa Inggris Angkatan I.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula Plt. Kepala BDK Padang Aprianto, Ketua Tim Kerja Pelatihan Tenaga Teknis Keagamaan Amelia Wihardi, Ketua Tim Kerja Pelatihan Tenaga Teknis Administrasi Emi Arbi, dan Ketua Tim Kerja Pelatihan Tenaga Teknis Keagamaan Irna Fithriah.
Fitria/diad