Inovasi dalam Pendidikan, Bagaimana Talenta Muda Diberikan Ruang Lebih Luas?
Malang (Balitbang Diklat)---Program kemitraan INOVASI kerja sama antara Pemerintah Australia dan Indonesia terus memperkuat upaya peningkatan kualitas pendidikan nasional. Memasuki Fase III, INOVASI fokus pada pengembangan keterampilan dasar dan pembelajaran yang inklusif, dengan memperhatikan isu-isu penting seperti kesetaraan gender, pendidikan inklusi bagi siswa disabilitas, dan perubahan iklim.
Pada pertemuan Koordinasi Refleksi dan Perencanaan Strategis Penyebarluasan IKM Berbasis Komunitas (IKM-BK) yang digagas INOVASI di Malang, Jawa Timur, Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama Suyitno menyampaikan arahan penting terkait inovasi dalam pengembangan pendidikan.
Menurutnya, lembaga-lembaga pendidikan perlu lebih aktif dalam menciptakan piloting baru, di samping melanjutkan piloting lama yang sudah berjalan. "Tidak ada salahnya mencoba piloting baru sebagai bentuk perbandingan dengan pola-pola lama yang telah diterapkan. Ini akan memberikan komparasi yang lebih baik dan meningkatkan efektivitas," ujar Kaban di Malang, Jumat (13/9/2024).
Kaban juga menekankan pentingnya pengembangan fasilitas nasional dan trainer. Ia menyebut perlunya menciptakan new player di tingkat yang lebih tinggi untuk mendukung diseminasi penguatan di level bawah. “Tidak boleh hanya bertumpu pada orang-orang yang sudah hebat, harus ada regenerasi dengan menciptakan new player,” tambahnya.
Dalam hal pengembangan sumber daya manusia, Kaban menyoroti adanya anomali profesi, di mana talenta muda dengan kompetensi tinggi sering kali terhambat oleh persyaratan senioritas. "Talenta muda dengan kompetensi dan kualifikasi tinggi hanya butuh pengalaman. Jika tidak diberikan kesempatan, mereka tidak akan pernah berkembang. Ini perlu kita ubah," ujarnya.
Kaban juga membahas pentingnya profiling terhadap profesional muda, seraya mencontohkan bagaimana pemain sepak bola nasional yang berusia muda dapat bersaing di level senior. "Guru-guru muda membutuhkan bimbingan dari orang-orang muda juga, karena suasana kebatinan mereka akan lebih baik jika didampingi dengan cara yang sesuai zamannya," jelasnya.
Dalam dunia pendidikan yang penuh hierarki, terutama terkait transfer pengetahuan dalam bidang teknologi informasi, guru-guru muda dianggap lebih lincah karena mereka lahir di era digital. Oleh karena itu, inovasi dan adaptasi di kalangan guru menjadi penting dalam mendorong keberlanjutan profesi.
Pengalaman dalam pelaksanaan IKM-BK berbasis komunitas menunjukkan pentingnya memberdayakan komunitas sebagai mitra. Pendekatan ini dianggap lebih efektif dalam mendorong pelaksanaan program yang berkelanjutan tanpa hanya bergantung pada dana APBN. “Melibatkan komunitas seperti KKG, MGMP, dan kelompok lainnya telah menjadi contoh keberhasilan,” tambahnya.
Pertemuan ini dihadiri Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jawa Timur, para widyaiswara, pokjawas nasional, pokjawas Jawa Timur, PIC IKM-BK BDK Surabaya, dan perwakilan dari INOVASI. Kaban menyampaikan apresiasinya terhadap berbagai upaya inovatif yang telah dilakukan, terutama dalam pengembangan mutu madrasah. (Barjah)