Interpretasi Naskah Jawi Kuno, Upaya Merawat Warisan Agama dan Budaya

9 Agt 2023
Interpretasi Naskah Jawi Kuno, Upaya Merawat Warisan Agama dan Budaya
Dr. Irina Katkova dari St. Petersburg Institute of Oriental Studies saat diskusi panel ke-3 International Symposium on Religius Literature and Heritage ke-4 (ISLAGE 4) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis lalu (3/8/2023). (Foto: Nova)

Yogyakarta (Balibang Diklat)—Interpretasi naskah Jawi Kuno harus terus digalakkan dalam rangka menjaga dan memelihara Warisan Agama dan Budaya. “Dengan interpretasi ini, kita dapat memahami nilai-nilai kehidupan pada masa lalu yang masih relevan dengan kehidupan sekarang,” ungkap Dr. Irina Katkova dari St. Petersburg Institute of Oriental Studies.

Irina menyampaikan hal tersebut pada sesi Diskusi Panel ke-3 International Symposium on Religius Literature and Heritage ke-4 (ISLAGE 4) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis lalu (3/8/2023).

Pada sesi itu, Irina sebagian besar membahas latar belakang dan sejarah naskah Jawi Kuno yang kini merujuk pada naskah Malaysia dan Indonesia. Di antara naskah-naskah tersebut menggambarkan jalan yang paling sering dilalui oleh masyarakat Jawi dalam perjalanannya melaksanakan ibadah haji.

“Naskah ini menunjukkan dua jalan yang berbeda, yang pertama terhubung ke Makkah dan yang lainnya terhubung ke Yerusalem. Pengaruh sufi di Sumatra Barat telah memainkan peran penting dalam menciptakan jalan tersebut,” ujarnya.

Implikasi dari jalan tersebut, sambung Iriana, menciptakan dialog antar agama dan masyarakat Jawi yang melaksanakan ibadah haji dengan masyarakat lain yang mereka temui dalam perjalanannya.

Selain membahas seputar perjalanan ibadah haji, terdapat pula naskah yang membahas pengaruh otoritas sufi seperti Imam Bukhari dalam menyebarkan dialog antar agama dan berdakwah bersamaan dengan berdagang. “Hal ini menciptakan peranan sosial baru antara para pedang dan pribumi,” jelas Irina.

Lebih lanjut, wanita asal Rusia ini lebih banyak membahas tentang situasi situs-situs suci di Yerusalem dan toleransi di antara penduduk asli dan para pengunjung.

Ahmad Nasiin Najib/diad

Penulis: Ahmad Nasiin Najib
Editor: Dewi Indah Ayu
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI