ITB Sambut Hangat Dialog Budaya: Tari Saman dan Pesan Estetika

3 Mei 2024
ITB Sambut Hangat Dialog Budaya: Tari Saman dan Pesan Estetika
Kaban Suyitno pada perhelatan akbar Dialog Budaya dalam Moderasi Beragama (MB) di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) di Jatinangor, Kamis malam (2/5/2024).

Bandung (Balitbang Diklat)---Balitbang Diklat Kementerian Agama RI kembali melaksanakan perhelatan akbar Dialog Budaya dalam Moderasi Beragama (MB). Kegiatan kali ini bertempat di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), di kampus Jatinangor, Sumedang.

 

Dialog yang merupakan bagian dari proses diseminasi praktik penguatan MB, dibuka dengan persembahan istimewa Tari Saman yang dibawakan para mahasiswa dari unit kebudayaan Aceh, ITB.

 

Menurut Kepala Balitbang Diklat Suyitno, ITB ini sangat inspiratif. Banyak hal yang bisa menjadikan lesson Learned, meskipun di tengah-tengah kesibukannya yang pasti sangat padat, para mahasiswa ITB tetap masih bisa berkreasi seni.

 

“Seperti kata orang bijak, logika melahirkan ilmu sains, etika melahirkan norma, estetika melahirkan keindahan. ITB bisa mengintegrasikan tiga hal itu, logika, norma, sekaligus etika,” ujar Suyitno di Jatinangor, Kamis (2/5/2024).

 

Di hadapan civitas akademika dan ratusan mahasiswa ITB, Suyitno menyebut tampilan Tari Saman tadi sebagai bukti nyata. Oleh karena itu, menurutnya, agar itu jangan lupa dan jangan pernah bosan untuk menampilkan estetika, karena bisa melahirkan sesuatu yang indah.

 

Suyitno menyebut, hal tersebut merupakan sebuah keunikan. Bukan hanya sebagai sebuah kekayaan ITB, tetapi juga kekayaan Indonesia. Bahkan bisa dikatakan sebagai kekayaan dunia yang tidak banyak di kampus-kampus yang ada UKM-nya bidang agama.

 

“Agar estetik, sebuah bangsa butuh identitas budaya. Ini penting dan sesuai dengan salah satu indikator moderasi beragama yaitu penerimaan terhadap budaya lokal,” ucap Suyitno.

 

Pada kegiatan yang dilaksanakan di Auditorium GKU 2 ini, Suyitno juga mengungkapkan data hasil riset Balitbang Diklat. Terkait budaya, gen Z termasuk milenial memiliki cara pandang yang akomodatif terhadap keragaman budaya, sebesar 71,4% dibanding generasi baby boomers.

 

“Ini menjadi PR kita semua untuk terus merawat budaya, agar tetap menjadi identitas bangsa di tengah-tengah pertarungan budaya global. Praktik budaya perlu disemai, dirintis di semua kampus, tidak terkecuali kampus Perguruan Tinggi Negeri,” tegas Suyitno. 

 

Tentang Penguatan Moderasi Beragama, dikatakan Suyitno, bukan lagi hanya programnya Kemenag, MB ini sudah menjadi program lintas kementerian berdasarkan Perpres Nomor 58 Tahun 2023.

 

“Jadi, kami hadir di ITB ini, dalam rangka mendiseminasikan bersama-sama penguatan Moderasi Beragama, karena ini bukan seremonial, tetapi kebutuhan kita sebagai sebuah bangsa,” ungkapnya.

 

Sebelumnya, Direktur Kemahasiswaan ITB Prasetyo Adhitama, dalam sambutannya mengapresiasi Balitbang Diklat yang telah mengagendakan acara yang sangat penting untuk para mahasiswa ini.

 

“Hari ini ada di dalam sesi yang sangat penting, dan semoga nanti bisa dicerna, dilaksanakan, juga lebih dari itu pesan-pesan yang luhur ini bisa disampaikan kepada kawan lainnya yang tidak hadir pada kesempatan ini,” pungkasnya. (Barjah/bas/diad/sri)

   

 

Penulis: Barjah
Sumber: BLA Jakarta
Editor: Abas/Dewi Indah/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI