Kabadan: Intelektual Peduli Sosial
Bandung, (18/4) – “Seseorang dikatakan intelektual jika ia mempunya kepedulian sosial”, ucap Kepala Badan dalam pengarahannya kemarin (17/4) saat membuka acara “Temu Widyaiswara Nasional Kementerian Agama Tahun 2012 yang rencananya akan berlangsung selama 4 hari di Bandung, Jawa Barat.
Widyaiswara (WI) tidak hanya harus mampu meningkatkan knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) tapi juga attitude (sikap) dari peserta diklat sesuai dengan tujuan diklat yang diatur dalam PP No. 101 Tahun 2000.
Efek yang diharapkan dari penyelenggaraan diklat yaitu tidak hanya pada tataran kognitif (tahu) saja tapi sampai pada aspek konatif (berbuat sesuatu). Sehingga jangan sampai dinilai “ tidak mampu untuk bermasyarakat apa gunanya berilmu”. Oleh karena itu WI diharapkan dapat memainkan perannya sebagai agent of change, aktor intelektual dalam pencerdasan masyarakat Indonesia.
Kepala Badan juga menyinggung aspek-aspek profesionalitas yang harus dikembangkan berkaitan dengan sertifikasi Widyaiswara yang rencananya akan diberlakukan mulai tahun 2014 yaitu kompetensi dalam bidang kepribadian, sosial dan substantif.
Temu Widyaiswara Nasional Kementerian Agama dihadiri oleh 250 peserta yang berasal dari Pusdiklat Tenaga Administrasi, Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, dan 12 Balai Diklat Keagamaan di seluruh Indonesia. (RPS)