Kaban: Kehadiran Guru Itu Lebih Penting daripada Gurunya Sendiri

12 Des 2022
Kaban: Kehadiran Guru Itu Lebih Penting daripada Gurunya Sendiri
Kaban Prof. Suyitno saat memberikan materi pada kegiatan Orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) BDK Surabaya melalui zoom cloud meeting, Sabtu (10/12/2022).

Surabaya (Balitbang Diklat)---Seorang guru  berfungsi penting dalam mengawal siswanya, mengantarkan mereka  menjadi generasi mendatang  yang moderat dan mempunyai nilai-nilai kebangsaan, karena merekalah yang akan menjadi pemimpin masa depan.

Hal itu dikemukakan Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, Prof Suyitno, saat memberikan materi kepada 3 angkatan peserta orientasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya melalui zoom cloud meeting, Sabtu (10/12/2022).

“Bayangkan mereka ini jika sejak awal tidak kita tanamkan nilai-nilai moderasi terutama nilai-nilai kebangsaan yang seharusnya dimiliki oleh anak-anak kita. Maka guru menjadi tokoh penting, karena  figur yang jadi tokoh idola mereka adalah guru,” ujarnya.

Menurut Kaban, guru perlu menjadi tokoh idola bagi siswanya, karena jika tidak maka apa-apa yang disampaikan guru  tidak akan tertanam pada siswanya. Terlebih pada era sekarang di mana anak-anak cenderung  lebih menyukai tokoh-tokoh publik dibanding para gurunya.

Untuk menjadi tokoh idola tersebut, lanjut Kaban, guru perlu meningkatkan kompetensi diri dalam mengajar, baik dalam hal metode maupun konten yang diajarkan kepada siswa.

“Kalau berbcara tentang mengajar, mana yang lebih penting, apakah ath thoriqotu ahammu minal maddah ataukah almaddah ahammu minat thoriqoh. Mana yang lebih penting apakah the methodology is important than content  or  the content is important than methodology?,” tanya Kaban Suyitno.

“Kalau problemnya adalah metodologi, berarti metodologinya harus kita ubah  dan kita inovasi. Kalau problemnya adalah konten berarti kita harus melakukan penguatan kompetensi. Maka diklat termasuk orientasi PPPK sesungguhnya termasuk yang kedua yaitu  almaddah ahammu minat thoriqoh,” jelas Kaban.

“Jika guru telah menjadi idola, maka yang terjadi adalah kehadiran guru lebih penting daripada gurunya  sendiri. Itu maknanya  seorang guru harus hadir  pada setiap kesempatan, baik secara fisik maupun non fisik. Kalau non fisik itu berbentuk perhatian,” kata Kaban.

Jika karena faktor tertentu tidak bisa hadir secara fisik, tidak bisa bertatap muka dengan siswanya, maka menurut Kaban, seorang guru perlu hadir secara non fisik dengan memberikan perhatian apalagi siswanya sedang menghadapi masalah. Maka, selain sebagai teacher  guru juga berperan sebagai  adviser yang mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi siswanya.

Di akhir paparannya, Kaban berpesan agar   guru perlu memastikan, pertama: para siswa harus mempunyai pemahaman yang utuh terkait dengan beragama yangg moderat, yaitu beragama yangg selalu  toleran dengan lingkungan, berpikiran positif (husnudhon), menjauhi ujaran kebencian dan sikap-sikap lain yang membuat orang lain merasa tidak nyaman. Kedua, bersikap tasamuh. Ketiga, memberikan penekanan agar siswa mempunyai kearifan lokal, bijaksana, dan memberikan apresiasi terhadap budaya lokal. Keempat, menanamkan pemahaman kepada siswa tentang  pentingnya membangun relasi bukan hanya inter namun juga  antar agama, yaitu relasi yang berbasis pada kemanusiaan dan kebangsaan (AF/sri/bas).

Penulis: AF
Sumber: BDK Surabaya
Editor: Sri Hendriani/Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI