Kaban Suyitno: Hal Teknis Jangan Kalahkan Hal Substantif
Surabaya (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kemenag Prof Amien Suyitno mengatakan dalam penelitian kebijakan, hal-hal teknis tidak boleh mengalahkan hal-hal substantif. Sebab, jika ini yang menjadi pilihan maka akan merusak tatanan yang ada.
Kaban mengatakan hal tersebut saat menjadi narasumber pada Konsinyering Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) dalam rangka Pemantapan Program dan Anggaran Kegiatan Prioritas/Mandatori serta Strategi Pelaksanaannya.
“Jangan sampai hal-hal teknis mengganggu hal-hal substantif,” tegas Kaban di hadapan para peserta konsinyering yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (7/4/2023).
Terkait program yang lama, Kaban berpesan agar instrumennya sudah diperbaiki. Sebab, itu akan menjadi sesuatu yang berbeda dari indeks-indeks yang pernah dilakukan sebelumnya.
“Kita tidak berkepentingan berapa nilai indeks-nya. Balitbang tidak berkepentingan apakah nilainya mau anjlok mau tinggi, itu nggak penting. Buat kami yang penting hasilnya itu sesuatu yang sesuatu,” kata mantan Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ditjen Pendis ini.
Menurut Kaban, tugas Balitbang Diklat adalah memberikan informasi yang riel based berbasis akademik dan data kepada stakeholders (pemangku kepentingan).
“Jadi, sekali lagi kita tidak berkepentingan terhadap hasil indeks karakter siswa misalnya. Nah, yang berkepentingan untuk menaikkannya adalah Direktorat KSKK,” ungkapnya.
Dengan pola begitu, kata Kaban, supaya ada perbaikan dari pihak terkait. Sementara posisi Balitbang Diklat sebagai dapur kebijakan tinggal memasak hasil survei-nya.
“Terpenting adalah jangan sampai salah resep. Jangan sampai salah cara memasak. Kalau sampai salah, dosa besarnya ada di kita,” tegas pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 16 Juli 1969 ini.
“Jadi, terpenting juga adalah cara masaknya. Jangan sampai masakan rendang tapi rasa laos,” sambungnya memberi tamsil.
Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini berharap seluruh rangkaian survei dari hulu ke hilir konfiden. Mulai dari sisi metodologi, instrumen, hingga rekomendasinya.
“Oleh karena itu, saya dorong teman-teman agar mendiskusikan instrumen agar lebih kaya dan kuat. Soal tempat tidak harus di hotel, bisa di mana saja,” tutur Kaban.
Konsinyering pemantapan program itu dijadwalkan selama tiga hari, Kamis-Sabtu, 6-8 April 2023. Acara ini digelar di Hotel Grand Mercure Surabaya City Jl Ahmad Yani No 71, Margorejo, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur. (Ova/sri/bas)