Kaban Suyitno Paparkan Rambu-Rambu Penulisan KTI

8 Feb 2023
Kaban Suyitno Paparkan Rambu-Rambu Penulisan KTI
Kepala Badan Litbang dan Diklat memberikan arahan pada kegiatan Evaluasi Kinerja Fungsional di Surabaya, Selasa (07/02/2023).

Surabaya (Balitbang Diklat)--- Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) jangan hanya menulis karya tulis ilmiah (KTI) untuk kepentingan naik pangkat, tapi juga untuk mendukung kemajuan instansi masing-masing.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Prof. Suyitno saat memberi arahan pada Evaluasi Kinerja Tenaga Fungsional di Surabaya. Kegiatan digelar Sekretariat Balitbang Diklat dengan peserta JFT perencana dan pranata humas.

Mengawali arahannya, Kaban Suyitno memaparkan rambu-rambu yang harus ditaati dalam penulisan KTI. “Pertama, jurnal yang baik berisi penulis dari mitra antar kementerian/lembaga. Semakin banyak penulis dari luar intansi tersebut, maka akan semakin terindeks baik,” ujar Kaban di Surabaya, Selasa (7/2/2023).

Kedua, tulisan harus bisa tembus di jurnal yang dikelola instansi lain. “Selain menyiapkan tulisan yang baik, upayakan KTI kita tayang di jurnal instansi atau lembaga lain. Ini akan mengangkat reputasi tulisan kita sekaligus reputasi jurnalnya,” kata Guru Besar UIN Raden Fatah ini.

Ketiga, tulisan yang bagus untuk suplai jurnal adalah tulisan yang base on research yakni dari hasil sebuah penelitian. “Artikel yang base on research dibuat dalam waktu yang cukup lama, belum lagi jika metode penelitiannya perpaduan antara kuantitatif dan kualitatif.  Ini akan bernilai tinggi bagi jurnal,” tuturnya.

Nilai tinggi ini, lanjut Kaban, karena dalam sebuah riset ada temuan yang berdampak pada pertanyaan penelitiannya. “Dampak ini bisa terukur, apalagi jika observasinya mendalam dengan metode pengumpulan data dan metode penelitian yang variatif,” ungkapnya.

Kaban mencontohkan The Religion of Java karya Clifford Geertz sebagai hasil penelitian yang sangat bagus. “Karya ini lahir dari hasil observasi yang lama. Tujuannya agar penelitian lebih objektif, sehingga data yang dihasilkan natural dan tidak dibuat-buat,” katanya.

Mengaitkan dengan hal tersebut, menurut Kaban, humas perlu waspada dalam menyajikan informasi. Jangan sampai menyampaikan informasi yang tidak objektif.

“Hal ini berlaku juga dalam konteks penulisan karya tulis ilmiah. Data harus natural dan objektif,” imbaunya.

Kaban berharap output dari kegiatan ini adalah tulisan karya tulis ilmiah yang minimal bisa dimuat di jurnal bereputasi Sinta 4. “Semoga para peserta dapat menghasilkan tulisan yang bisa dimuat di jurnal bereputasi. Ini menunjukkan prahum dan perencana Balitbang Diklat mempunyai talent yang baik serta bermanfaat bagi instansi,” tutup Kaban.

Hadir pada kesempatan itu Ketua Tim Kerja Organisasi, Kepegawaian, dan Hukum Fachrudin, Kepala Bagian Umum dan Perpustakaan Puji Kusbandari, pejabat fungsional pranata humas dan perencana.

Diad/Abas

 

Penulis: Dewi Indah Ayu
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI