Kampus Punya Peran Besar Kawal Akselerasi Moderasi Beragama

18 Feb 2023
Kampus Punya Peran Besar Kawal Akselerasi Moderasi Beragama
Kaban Suyitno saat memberikan arahan dalam Pembinaan Outlook Moderasi Beragama di PTKIN, di Kampus UIN Mataram, NTB, Jumat (17/02/2023).

Mataram (Balitbang Diklat)---Kepala Badan (Kanan) Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Prof. Suyitno, mengajak partisipasi perguruan tinggi dalam mengawal praktik moderasi beragama. Akselerasi beragama dalam menangkal potensi politik identitas merupakan salah satu dari sembilan strategi kebijakan program outlook 2023 Kemenag.

Hal tersebut disampaikan Kaban Suyitno saat menjadi narasumber dalam kegiatan Penguatan Moderasi Beragama di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, di Ruang Rapat Rektorat Lantai 3 Kampus 2 UIN Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kampus punya peran besar, karena memang di sini banyak ahli. Mari kita kawal kebijakan yang dirumuskan oleh Kementerian Agama," kata Kaban, Jumat (18/02/2023).

Kaban Suyitno juga menggarisbawahi pentingnya penguatan moderasi beragama di perguruan tinggi. Tujuannya, agar pembelajaran dan praktik ajaran agama tidak terjebak secara eksklusif yang meniadakan wawasan kebangsaan.

Meskipun Islam mayoritas, pemerintah memfasilitasi kepentingan seluruh agama tanpa terkecuali. “Kenapa ini penting? Menurut saya, moderasi beragama ini harus diperkuat lagi di kampus,” tegasnya.

Kaban pun memaparkan empat indikator dalam moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya lokal. “Komitmen kebangsaan termasuk cinta tanah air menjadi hal mendasar yang harus dimiliki akademisi agar dapat menyampaikan nilai-nilai kebangsaan sesuai Pancasila,” tuturnya.

“Kita juga harus mampu membuat mahasiswa menyadari kebhinekaan Indonesia. Yang harus kita tanamkan pada pemahaman mahasiswa, jangan sampai keberagaman menjadi sebab terpecahnya bangsa,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu, Kaban juga menyosialisasikan sembilan strategi kebijakan program outlook 2023 Kemenag yang telah dirumuskan Balitbang dan Diklat.

Kaban Suyitno lantas meminjam filosofi kereta api yang biasa dipakai Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Men). Filosofi ini, menurutnya, tepat menggambarkan keterlibatan semua lembaga, terlebih UIN merupakan lembaga pendidikan di bawah Kemenag.

“Kencenderungan cara kerjanya seperti Gus Men, kita tidak ada pilihan memang harus begitu filosofinya, jalannya cepat, tepat waktu, menghalangi akan ditabrak, yang santai-santai pasti akan ditinggal. Dan kita sebagai penumpang yang baik harus memastikan juga agar kereta ini berjalan sesuai dengan cita-cita masinis dan seluruh penumpangnya," pungkasnya. (julian/sri/bas)

 

Penulis: Julian
Editor: Sri Hendriani/Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI