Kapus Mohsen Sebut 3 Kebijakan Inovatif di Balik Sukses Haji 2024

21 Jun 2024
Kapus Mohsen Sebut 3 Kebijakan Inovatif di Balik Sukses Haji 2024
Kapuslitbang Penda Balitbang Diklat Kemenag RI Mohsen Alaydrus saat monitoring penyelenggaraan haji 2024, Kamis (20/6/2024).  

Makkah (Balitbang Diklat)---Penyelenggaraan Haji tahun 2024 telah jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari berbagai kebijakan inovatif Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

 

Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Penda) Balitbang Diklat Kemenag RI Mohsen Alaydrus mengatakan hal tersebut saat dihubungi dari Tanah Air, Kamis (20/6/2024) malam.

 

“Kebijakan inovatif itu setidaknya ada tiga. Pertama, kebijakan Murur saat di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Murur merupakan ikhtiar pemerintah, dalam hal ini Kemenag, untuk meminimalisasi risiko gelaran haji,” ujar Habib Mohsen, sapaan akrabnya.

 

Kebijakan Murur, lanjutnya, berupa pendorongan sebagian jemaah langsung dari Arafah ke Mina. Khususnya bagi jemaah haji berkategori rentan seperti lansia dan kaum disabilitas tanpa melakukan mabit (bermalam) di Muzdalifah.

 

“Apalagi di sini cuaca sangat ekstrem. Tercatat di Siskohat (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu-red) per hari ini 188 jemaah haji Indonesia wafat,” ungkap pria yang sedang bertugas monitoring haji 2024 ini.

 

Kedua, keberadaan petugas PPIH yang dahsyat, tangguh, dan bertalenta. Keberadaan mereka yang cepat tanggap dalam mendampingi jemaah haji lansia turut serta mengamankan gelaran haji yang mengusung tema Haji Ramah Lansia ini.

 

“Saya melihat dan menyaksikan betapa para petugas gercep alias gerak cepat bahu-membahu dalam membantu jemaah lansia tanpa pandang bulu,” tuturnya.

 

Menurutnya, kebijakan pemerintah melalui Kemenag yang memberi perhatian besar terhadap para jemaah lansia membuat mereka tidak lagi perlu khawatir, takut, atau ragu sedikit pun dalam menjalani ibadah haji.

 

“Sejak dari embarkasi, bandara keberangkatan, saat penerbangan menuju Saudi, di bandara kedatangan, hotel di Makkah, Madinah, Arafah, Muzdalifah, Mina seluruhnya mendapat layanan terus. Insyaallah hingga di debarkasi saat kembali ke Tanah Air,” sambungnya.

 

Ketiga, penggunaan teknologi mutakhir. Mohsen menyoroti keberadaan dua aplikasi, yakni Kawal Haji dan Fast Track merupakan kebijakan inovatif. Terobosan yang lahir sebagai respons cepat atas segala persoalan yang terjadi dalam penyelenggaraan ibadah haji di tahun sebelumnya benar-benar terasa manfaatnya.

 

“Saya merasakan betul dan menyaksikan sendiri begitu optimal dan besar manfaat dari kebijakan inovatif yang dicetuskan oleh GusMen Yaqut Cholil Qoumas,” ungkap Ketua Umum PB Alkhaairat ini.

 

Secara khusus, Mohsen berterima kasih dan mengapresiasi tinggi atas dedikasi, pengabdian, dan kerja keras penuh keikhlasan teman-teman petugas haji hingga penyelenggaraan haji bisa berjalan baik.

 

Pria yang juga menjabat A’wan Syuriyah PBNU itu berharap gelaran haji di masa mendatang kian sempurna dan kebijakan terkait rukun Islam kelima ini semakin ramah lansia. “Semoga ke depan semakin baik dan inovatif,” pungkasnya.

 

(Ova/diad)

Penulis: Ali Musthofa Asrori
Sumber: Kontributor
Editor: Dewi Indah Ayu/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI