Kemenag Dorong Pelatihan yang Bisa Menumbuhkan Ekosistem Pembelajaran

22 Jul 2023
Kemenag Dorong Pelatihan yang Bisa Menumbuhkan Ekosistem Pembelajaran
Kaban Suyitno saat memberikan arahan pada pelaksanaan Belajar Bersama Komunitas Implementasi Kurikulum Merdeka di Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (21/7/2023).

Mataram (Balitbang Diklat)---Kementerian Agama melalui Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan terus berupaya agar pelatihan yang diselenggarakannya tidak berhenti pada pemberian sertifikat, tapi berlanjut hingga menumbuhkan ekosistem pembelajaran pada satuan pendidikan. Demikian disampaikan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Suyitno, saat memberikan arahan pada pelaksanaan Belajar Bersama Komunitas Implementasi Kurikulum Merdeka di Mataram Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (21/7/2023).

Menurutnya, pelatihan yang baik adalah pelatihan yang terus berkelanjutan sehingga mampu membentuk ekosistem pembelajaran. “Pelatihan jangan berhenti pada penyerahan sertifikat, tapi harus dirancang dan dilaksanakan kelanjutannya. Ibarat menanam pohon, kita jangan berhenti setelah menanamnya saja, tapi juga harus merawat, menyiram, memupuk, dan memeliharanya,” terangnya.

Suyitno menambahkan, memang tidak mudah untuk merawat dan memelihara peserta pelatihan pasca mengikuti pelatihan, tapi apa yang dilakukan Inovasi di NTB bisa kita adopsi. “Inovasi di NTB telah berhasil membangun kemitraan yang strategis dengan berbagai pihak, seperti dengan Dinas Pendidikan, Kanwil dan Kemenag Kabupaten, Bappeda, Pokjawas, dan lainnya, sehingga berhasil menciptakam ekosistem pembelajaran karena didukung berbagai pihak,” tambahnya.

Karenanya Suyitno meminta agar Pusdiklat dan juga Balai Diklat Keagamaan bisa membangun kemitraan dengan berbagai pihak. “Ekosistem pembelajaran hanya bisa terwujud kalau kita bisa menjalin sinergisitas. Ekosistem tidak bisa kita lakukan sendiri, tapi harus bermitra dengan berbagai pihak,” pintanya.

Suyitno optimis jika kemitraan bisa dibangun, ekosistem pembelajaran akan bisa diwujudkan. “Di zaman anomali ini kita harus membangun jaringan, networking yang kuat. Dan Kurikulum Merdeka ini memberi ruang kebebasan yang luas bagi kita untuk berekspresi, baik bagi guru maupun siswa, untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak,” pintanya.

Suyitno berharap apa yang dilakukan Pusdiklat bekerjasama dengan Inovasi ini memberi dampak yang positif, bermaslahat, terkhusus bagi madrasah. “Diseminasi yang dilakukan Inovasi ini sangat strategis, karena kita ingin mengeksplorasi praktik baik, terutama yang ada di NTB. Semoga yang kita ikhtiarkan ini mendapat ridho-Nya, bermanfaat bagi masyarakat,” harapnya.

Pusdiklat Teknis mengajak seluruh kepala BDK, ketua tim pelaksana pelatihan di BDK, dan widyaiswara untuk melihat secara langsung di lapangan praktik implementasi Kurikulum Merdeka di 7 madrasah yang mengimplementasikan kurikulum Merdeka, selama dua hari, Kamis dan Jumat (20-21). (beta/bas/sri)

   

 

Penulis: Muhtadin
Editor: Abas/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI