Kemenag Kenalkan Iqro'na untuk Penyandang Disabilitas
Jakarta (Balitbang Diklat)---Balitbang Diklat Kementerian Agama RI menyelenggarakan Ramadan Show di Aula H.M. Rasjidi, Kementerian Agama, Jalan Thamrin No. 6, Jakarta. Mengusung tema Al-Qur’an untuk Semua menandai kehadiran Kementerian Agama secara inklusif hadir ke semua layanan termasuk pada sahabat-sahabat yang berkebutuhan khusus.
Pada kesempatan itu juga dilaksanakan peluncuran Iqro’na. Panduan praktis membaca Al-Qur’an Braille yang disusun oleh para ahli dan juga praktisi dari Al-Qur’an Braille di Indonesia untuk memberikan kemudahan para penyandang disabilitas sensorik Netra Belajar Al-Qur’an.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani dalam sambutannya mengatakan bahwa pada hari ini Kemenag menghadirkan sebuah model pembelajaran bagi pembelajar Al-Qur’an Braille. "Ini sebuah karya inovatif dari Kementerian Agama, dalam menyapa seluruh bagian dari bangsa terutama disabilitas," ujar Kang Dani, sapaan akrab Muhammad Ali Ramdhani di Jakarta, Senin (1/4/2024).
Balitbang Diklat Kementerian Agama RI menindaklanjuti undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Kemenag memiliki komitmen untuk senantiasa memberikan layanan tanpa diskriminasi, termasuk menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan bagi seluruh masyarakat, terutama pada layanan pendidikan dan layanan keagamaan, khususnya terkait kitab suci Al-Qur’an.
"Dalam mewujudkan komitmen tersebut, Balitbang Diklat telah memproduksi berbagai layanan dengan menghadirkan media literasi Al-Qur’an, untuk para penyandang disabilitas muslim Indonesia, yang tentu saja mudah diakses sesuai dengan kebutuhannya," imbuhnya.
Kehadiran media literasi tersebut diharapkan dapat membuka kemungkinan yang lebih besar dan luas terhadap adanya pembelajaran Al-Qur’an secara inklusif. Para penyandang disabilitas dapat belajar bersama dengan kelompok masyarakat umum lainnya, baik di lingkungan pendidikan formal maupun informal.
"Iqro’na merupakan sebuah media pembelajaran yang berbasis sentuhan diharapkan dapat dengan mudah digunakan oleh para penyandang disabilitas sensorik netra untuk belajar Al-Qur’an Braille," sambungnya.
Kehadiran berbagai produk literasi Al-Qur’an untuk penyandang disabilitas ini sekaligus merupakan upaya untuk menjalankan peta jalan atau rencana yang telah dirumuskan oleh Kemenag dalam mewujudkan arah kebijakan bagi penyelenggaraan pendidikan Islam yang inklusif.
Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno, dalam laporannya mengatakan berbagai produk yang selama ini sudah lahir dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) seperti Al-Qur’an yang berbasis tematik, Qur’an tafsir ilmi, dan banyak jurnal yang secara khusus menjadi monumental dan legasi.
Iqro’na yang diluncurkan tersebut, merupakan panduan praktis membaca Al-Qur’an Braille untuk para penyandang disabilitas sensorik netra yang diterbitkan oleh LPMQ.
"Disusun atas permintaan masyarakat khususnya para penyandang tunanetra, agar pemerintah membuat buku metode pembelajaran membaca Al-Qur’an Braille, sebagaimana orang yang dapat melihat atau awas yang mempunyai metode Qiroati Iqro," pungkas Suyitno.
(Barjah/diad/Sr)