Kepala Badan Litbang dan Diklat Buka Diklat Guru Bahasa dan ToT Widyaiswara

10 Mar 2017
Kepala Badan Litbang dan Diklat Buka Diklat Guru Bahasa dan ToT Widyaiswara

Ciputat (10 Maret 2017). Tidak kurang dari 120 orang peserta mengikuti diklat 4 angkatan di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Keempat angkatan diklat tersebut adalah Diklat Teknis Substantif Pendalaman Materi Mata Pelajaran Bahasa Arab MTs, Diklat Teknis Substantif Pendalaman Materi Mata Pelajaran Bahasa Arab MA, Diklat Teknis Substantif Pendalaman Materi Mata Pelajaran Bahasa Inggris MA, dan Diklat Teknis Substantif Tenaga Kependidikan (ToT) Materi Karya Tulis Ilmiah Widyaiswara. Peserta berasal dari 34 Kanwil dan 13 Balai Diklat Keagamaan. Diklat yang akan berlangsung selama 8 hari ini, 09 s.d. 16 Maret 2017, dibuka langsung oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat, Prof. H. Abdurrahman Mas’ud. Ph.D., bertempat di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, Ciputat, 10/3.

Dalam pengarahannya, Mas’ud menegaskan guru memiliki posisi penting dalam mencerdaskan anak bangsa. Guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu memberi motivasi kepada anak didik sehingga mereka bisa berkembang dan maju. Untuk mencapai hal tersebut, guru harus mampu mengajar dengan cinta. “Pembelajaran yang dapat mengubah pikiran dan sikap peserta didik adalah pembelajaran yang didasarkan pada cinta, yaitu sebuah pendekatan pembelajaran yang mampu menyentuh hati peserta didik,”ujarnya.

Mengingat yang mengikuti diklat kali ini adalah guru bahasa Arab dan Inggris, Mas’ud menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing tersebut. Keunggulan siswa madrasah terletak pada penguasaan dwi bahasa tersebut. Kesuksesan siswa madrasah kelak juga banyak ditentukan oleh penguasaan kedua bahasa itu. Apalagi jika siswa kelak akan melanjutkan studi ke luar negeri, maka penguasaan bahasa asing ini menjadi mutlak. Di sinilah peran guru bahasa mengantarkan siswa-siswinya mampu berbahasa Arab atau Inggris secara aktif.

Kepada widyaiswara yang mengikuti ToT KTI, Mas’ud berpesan untuk memperkuat tradisi akademik, yaitu membaca dan menulis. Membaca dan menulis keduanya merupakan anjuran Al-Qur’an. Lima ayat pertama surat Al-‘Alaq mendorong umat Islam untuk rajin membaca dan menulis. Kata ‘iqra’ yang artinya bacalah, dan kata ‘qalam’ yang artinya pena, merupakan tonggak terbentuk dan majunya sebuah peradaban. Untuk itu, “widyaiswara sebagai bagian dari insan akademik, dan menjadi ujung tombak diklat, perlu memperkuat tradisi membaca dan menulis. Tradisi inilah yang dalam konteks tugas dan fungsi diwujudkan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah, “pungkasnya. (efa af/bas)

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI