Kepala LAN RI: PKN Lahirkan Pemimpin Perubahan

26 Okt 2023
Kepala LAN RI: PKN Lahirkan Pemimpin Perubahan
Kepala LAN Adi Suryanto pada upacara pelepasan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XVI, di Auditorium H.M. Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jalan M.H. Thamrin Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023).

Jakarta (Balitbang Diklat)---Sebagai learning process selama 4,5 bulan lebih mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II, diharapkan akan melahirkan pemimpin-pemimpin perubahan di birokrasi, yang akan membawa Indonesia bisa lebih berkualitas birokrasinya.

“Pelatihan sejatinya diharapkan memberikan kontribusi yang kuat dan positif. Maka, hari ini kita harus menegaskan bahwa pelatihan dan pengembangan kompetensi apa pun, harus memiliki tujuan yang spesifik. Bisa berkontribusi bagi ketercapaian program-program pemerintah,” ujar Kepala LAN Prof. Adi Suryanto, di Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Adi menyampaikan hal tersebut saat upacara pelepasan peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XVI, di Auditorium H.M. Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, Jalan M.H. Thamrin Jakarta Pusat.

Menurut Adi, pengembangan kompetensi adalah keniscayaan bagi kita dalam melaksanakan tugas. Pelatihan-pelatihan yang kita kembangkan harus berkontribusi bagi ketercapaian tujuan pembangunan.

“Apa yang kita lakukan hari ini, menjawab tuntutan hari ini, dan ke depan. Tidak boleh menjawab tuntutan yang sudah kemarin kita lewati,” ucap Adi di hadapan 60 peserta PKN dari Kementerian Agama, Kementerian Sosial, KPK, dan Polri ini.

Empat bulan, menurut Adi, merupakan waktu yang sangat sempit untuk menggagas apalagi mengimplementasikan sebuah perubahan. Makanya sering disebut sebagai proyek jangka pendek, karena kita harapkan setelah ini, para alumni PKN tidak berhenti ketika jangka pendeknya selesai. Tetapi, bisa melakukan juga untuk jangka menengah, dan jangka panjangnya.

“Balitbang Diklat harus melaksanakan monitoring, sehingga penugasan-penugasan proyek perubahan yang sudah bagus itu, tidak selesai diklat lalu selesai semuanya. Tetapi terus digunakan, sehingga akhirnya mencapai outcome yang dikehendaki,” imbuh Adi.

Kita, lanjut Adi, menggunakan mazhab dynamc curriculum. Kurikulum itu tidak boleh tetap, harus senantiasa kita reviu, kita perbaiki sesuai dengan tuntutan zaman. Kita memang belum terbiasa melakukan perubahan-perubahan dan melakukan agenda perubahan dengan model-model yang selama ini kita kembangkan.

“Peserta PKN ini, meskipun di tengah-tengah kesibukannya, masih menyisihkan waktu untuk melakukan dan mengembangkan inovasi, itu riil. Makanya di dalam konsep pelatihan mengadopsi konsep setiap peserta bekerja sambil belajar. 

Adi mengingatkan kepada seluruh alumni PKN, PKN masih panjang. Ini hanya sebagai bagian dari awal. Makanya dalam pelatihan tidak mengenal istilah penutupan, karena belajar tidak pernah ditutup, tetapi pelepasan. 

“Peserta setelah lebih empat bulan lamanya mendesain sebuah rancangan proyek perubahan dan mengimplementasikannya dalam jangka pendek, maka akan diteruskan untuk jangka menengah dan panjangnya. Ini artinya, diklat tidak akan pernah berakhir, yang berakhir adalah proses pelatihannya. (Barjah/bas/sri)

   

 

Penulis: barjah
Editor: Abas/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI