Kevin Fogg Paparkan Building International Collaboration di Temu Peneliti 2019

22 Agt 2019
Kevin Fogg Paparkan Building International Collaboration di Temu Peneliti 2019
Foto: Dewindah

Cibubur (22 Agustus 2019). Temu Peneliti Tahun 2019 menghadirkan akademisi dari Oxford University Inggris, Dr. Kevin Fogg Ph.D untuk berbicara tentang Building International Collaboration di Ciputra Hotel Cibubur, Kamis (22/08).

Fogg mengungkapkan bahwa kolaborasi internasional penting dilakukan untuk memperkaya pengetahuan peneliti tentang keilmuan yang diinginkan atau ditekuni.

“Kerjasama internasional mempunyai manfaat yang banyak. Agar hasilnya maksimal, maka harus dipersiapkan dari jauh hari secara matang. Hal ini dilakukan untuk menyamakan persepsi,” ujar Fogg.

Fogg juga menyarankan agar membuat MoU atau perjanjian pekerjaan yang disepakati bersama sehingga meminimalisasi kesalahan saat bekerja.

“Penelitian kolaboratif internasional punya perbedaan yang perlu dibicarakan dengan baik, mulai dari rencana awal sampai akhir,” paparnya.

Ia menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti untuk memulai penelitian kolaboratif internasional. Pertama, untuk mencari mitra penelitian, peneliti dapat mencari tulisan terkait dengan tema yang diinginkan.

“Kolaborasi penelitian bisa dimulai dengan mencari hasil riset melalui laman google scholar, academia.edu, dan lainnya,” ujar Foog dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang fasih.

Kedua, calon mitra kerja harus dilihat yang punya potensi untuk berkolaborasi. Perlu juga diperhatikan beberapa hal antara lain topik, tujuan, tugas dan kewajiban, pendanaan dan alasan pemilihan partner, khususnya terkait tema.

Ketiga, Kevin Fogg menyarankan agar menghubungi mitra kerja dalam kolaborasi melalui email. “Di luar negeri, media komunikasi yang dianggap resmi adalah email. Sertakan kelengkapan penelitian tema, jadwal, dan proposal penelitian. Bisa juga meminta saran ahli yang sesuai dengan tema penelitian,” lanjutnya.

Selain itu, menurut Fogg ada hal yang perlu dihindari dalam penelitian kolaborasi internasional. “Sebaiknya peneliti menghindari kolaborasi dengan mencantumkan banyak nama, padahal tidak semua turut terlibat penelitian,” tegasnya.

Paparan diakhiri dengan sesi diskusi seru antara peserta Temu Peneliti dengan penyaji. Pertanyaan seputar izin penelitian di Indonesia, ajakan kerjasama, hingga tips untuk berkolaborasi dengan peneliti asing.[]

diad/diad

Penulis: Dewindah
Editor: Dewindah
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI