Konya, Kota Sufi Menyimpan dan Menyebar Keagungan Rumi

19 Des 2019
Konya, Kota Sufi Menyimpan dan Menyebar Keagungan Rumi

Mevlana sebutan akrab untuk Rumi begitu dekat di hati masyarakat Konya dan masyarakat dunia yang dilambangkan dengan prilaku masyarakat yang tenang, tertib dan ramah. Kemudian bangunan dan peninggalan-peninggalan Rumi dan pengikutnya sangat dipelihara dengan baik dan bahkan kata-kata bijak Rumi menjadi hiasan kota yang tentu dapat dinikmati, dirasakan, dan bahkan dipraktekkan oleh penduduk setempat dan pengunjung yang datang dari berbagai negara.

Sabtu (14/12) setelah bermalam di bus, tim LKKMO, tiba di Konya dan langsung beraktifitas melakukan riset lapangan di Museum Rumi sambil berziarah ke Makam Rumi. Berbagai informasi menarik didokumentasikan dan mencoba memahami perjalanan sufi yang diabadikan di ruang-ruang kecil di Museum Rumi. Proses sufi yang dibangun Rumi adalah memulai dengan membersihkan dari dari sifat-sifat yang tidak baik, seperti sombong dan kikir. Karena itu, seorang calon sufi akan dibebankan membersihkan WC terlebih dahulu apabila ia memiliki sifat sombong dan akan diajarkan untuk berbelanja apabila ia memiliki sifat kikir. Setelah bersih dari sifat-sifat cinta dunia, maka diperkenankan untuk menempuh jalan berikutnya hingga diizinkan melakukan ritual menari tari sema.

Pada kesempatan berikutnya, tim berkunjung ke Perpustakaan Yusuf Aga yang letaknya tidak jauh dengan Museum Rumi di pusat kota Konya. Perpustakaan Yusuf Aga merupakan salah satu perpustakaan tua di kota Konya yang memiliki sejumlah koleksi manuskrip penting. ini didirikan pada tahun 1795 oleh Yusuf Aga, salah satu tokoh intelektual Ottoman akhir abad XVIII. Lokasi perpustakaan menempel dengan masjid besar Selimiye yang berdampingan dengan masjid, makam, sekaligus museum Maulana Jalaluddin Rumi di kota Konya.

Perpustakaan Yusuf Aga ini menyimpan sejumlah koleksi manuskrip Islam dan kitab-kitab tua, yang kebanyakan berasal dari masa dinasti Saljuk dan Ottoman dari abad ke-12 hingga 20 M. Manuskrip-manuskrip tersebut rata-rata ditulis dalam tiga bahasa, yaitu Arab, Persia, dan Turki Ottoman (Turki Klasik) dalam pelbagai disiplin keilmuan Islam, mulai dari tafsir, hadits, fikih, tasawuf, ilmu kalam, dan lain-lain. Di antara koleksi manuskrip Perpustakaan Yusuf Aga yang terbilang penting dan langka adalah manuskrip karya-karya Maulana Jalaluddin, Abdul Karim al-Jili, Muhyiddin Ibn Arabi, Shadaruddin al-Quniawi, Syamsuddin al-Tabrizi, dan lain-lain. Di antara karya-karya tersebut adalah "al-Matsnawi", "Diwan al-Kabir" dan "Fihi Ma Fihi" yang merupakan masterpiece sufi agung Jalaluddin Rumi. Karya lainnya adalah "al-Futuhat al-Makkiyyah" dan "Fushush al-Hikam" karya sufi besar Muhyiddin Ibn Arabi, sekaligus karya-karya anak tiri Ibn Arabi dan murid terdekatnya yaitu Shadaruddin al-Quniawi, seperti "I'jaz al-Bayan fi Ta'wil Umm al-Qur'an" (tafsir), "Syarh Fushush al-Hikam" (tasawuf), "Syarh Arba'in" (hadits), dan lain-lain. Manuskrip karya tasawuf lainnya yang menjadi koleksi Perpustakaan Yusuf Aga adalah karya Syamsuddin Tabrizi (Maqulat), Abdul Karim al-Jili, Majduddin Ishaq al-Quniawi (ayah Shadaruddin al-Quniawi), dan lain-lain.

Kuburan Rumi

Penyambutan dan pelayanan petugas untuk tim peneliti sangat luar biasa. Perpustakaan yang sebenarnya closed library, namun kami diberikan dan dikeluarkan buku-buku menarik dan manuskrip-manuskrip Rumi serta sahabatnya untuk kami lihat, meski tidak diizinkan foto perhalamannya.[]

Teks/foto: Fakhriati

Editor: diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI