Kurang Memadai, tingkat Pemahaman, Penghayatan dan Pengamalan Ajaran Agama

8 Okt 2010
Kurang Memadai, tingkat Pemahaman, Penghayatan dan Pengamalan Ajaran Agama

MATARAM--Munculnya aliran atau faham keagamaan baik yang dipandang sesuai atau tidak dengan pandangan main stream, tidak terlepas dari bagaimana pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama itu oleh masyarakat dan perkembangan sosial politik masyarakat itu sendiri.

Ini ditegaskan Prof. H. Abdurrahman Masud, PhD, Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama di sela-sela rangkaian Dialog Pengembangan Wawasan Multikultural antar Pemuka Agama Islam Pusat dan Daerah di Mataram, NTB Selasa (5/10).

Sejauh ini, tingkat pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama itu oleh masyarakat masih dirasa kurang memadai. Selain itu, kehidupan beragama pada sebagian masyarakat baru mencapai tataran simbol-simbol keagamaan dan belum sepenuhnya bersifat substansial, papar Masud. Dikatakan Masud, melalui kegiatan dialog antar pemuka agama Islam pusat dan daerah ini, diharapkan mampu memperlancar komunikasi antar pimpinan Ormas Islam.

Ini juga bertujuan menyatukan visi dan misi bersama mengemban amanah dakwah para pemimpin agama Islam pusat dan daerah tentang pembinaan umat Islam yang lebih berkualitas dan dinamis di masa depan. Khususnya peningkatan kerjasama nyata dalam menanggulangi masalah-masalah kemiskinan dan kebodohan.

Kegiatan yang dipimpin Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof.Dr.Abdul Djamil ini, diikuti antara lain oleh Ketua Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, Pengurus Besar Nahdlatul Wathon Tuan Guru H. Suaidi, Ketua DPP Dewan masjid Indonesia Natsir Zubaedi, Ketua FPI Habib Muhsin Ahmad Al-Attas, Ketua Pembina Iman Tauhid Islam (PITI) Anda Hakim. Juga hadir Sekretaris PP Muhammadiyah Abdul Muti serta Prof.Dr. H.Moh.Baharun pimpinan Persatuan Tarbiyah Islamiyah.

Ditambahkan Masud, melalui kegiatan dialog ini diharapkan akan dicapai kesepakatan-kesepakatan para pimpinan ormas Islam pusat dan daerah tentang upaya-upaya nyata dan kerjasama keduabelah pihak untuk meningkatkan kualitas umat baik material maupun spiritual. Juga diharapkan suatu rumusan dinamika kerukunan umat Islam di daerah, menyangkut potensi konflik dan integrasi sebagai bahan antisipasi bersama. Kegiatan ini selain diisi dengan dialog dan diskusi antar pemuka agama Islam pusat dan daerah, juga kunjungan silaturrahim ke sejumlah masjid yang telah memiliki kegiatan ekonomi, seperti koperasi dan lainnya. Setiap masjid yang dikunjungi akan mendapatkan dana bantuan sebesar 25 juta rupiah setiap masjid. 

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI