Lima Kecerdasan Manusia, Kunci Membangun SDM

22 Mar 2025
Lima Kecerdasan Manusia, Kunci Membangun SDM
Kepala BMBPSDM Muhammad Ali Ramdhani mengisi materi Nilai-Nilai Dasar Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Tahapan Klasikal Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Mahkamah Agung Tahun 2025 bekerja sama dengan Balai Diklat Keagamaan Denpasar, Jumat (21/3/2025).

Denpasar (BMBPSDM)---Kepala Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BMBPSDM) Kementerian Agama Republik Indonesia Muhammad Ali Ramdhani mengisi materi Nilai-Nilai Dasar Pengembangan Sumber Daya Manusia pada Tahapan Klasikal Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Mahkamah Agung Tahun 2025 bekerja sama dengan Balai Diklat Keagamaan Denpasar. 

 

Di hadapan 93 peserta Latsar, Kang Dhani --sapaan akrabnya-- menjelaskan lima kecerdasan manusia sebagai kunci membangun SDM. Ia menyatakan bahwa untuk membangun SDM harus diawali dengan membangun kebiasaan yang bagus. 

 

“Anda bisa merujuk pada apa yang ditulis Sean Covey. Ia mengelaborasikan makna kebiasaan dari pengetahuan, skill, dan effort. Jadi, untuk mengubah kebiasaan, perlu adanya peran pengetahuan, keterampilan, dan usaha,” ujarnya di Denpasar, Jumat (21/3/2025).

 

Menurut Kang Dhani, untuk menciptakan kebiasaan yang baik, selain tiga hal tersebut yang harus digunakan juga harus diiringi dengan ikhtiar, yakni belajar.

 

“Maka bila Anda ingin memiliki kemartabatan sebagai seorang manusia kata kuncinya adalah belajar. Mendayagunakan pola pikir kita muaranya adalah kecerdasan. Metodologinya adalah pembelajaran Goal-nya adalah martabat, dan syaratnya adalah belajar”, tegasnya.

 

Berkaitan dengan SDM, Kang Dhani menyebutkan ada lima kunci kecerdasan manusia yang akan menentukan, yakni kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan fisik. 

 

Kecerdasan intelektual, dikutip Kang Dhani dari Goldman, adalah nalar seseorang terhadap hukum sebab akibat.

 

“Anda mengerti konsekuensi akan terjadinya satu hal, maka Anda memiliki kecerdasan intelektual. Bagaimana seseorang mampu mengonstruksi sesuatu yang abstrak dalam kehidupannya, menjadi sebuah gambaran tentang bagaimana ia menangani kehidupannya. Hidup itu layaknya sebuah puzzle. Ketika hidup Anda berantakan, intelektual Anda yang menatanya menjadi sebuah kehidupan yang runut,” terangnya.

 

Sedangkan kecerdasan emosional, lanjut Kang Dhani, tidak sekadar mengandalkan otak untuk berpikir tetapi adanya ruang untuk mengekspresikan sesuatu melalui perilaku, yakni hati tidak hanya menggunakan logika. Kecerdasan emotional pada dasarnya bagaimana kita menata hati dan jiwa. 

 

“Saya mengingatkan, jika Anda sedang marah, jangan mengambil keputusan. Marah itu manusiawi, tetapi mengekpresikan marah itu harus terkendali,” sambungnya.

 

Selanjutnya, Kang Dhani menjelaskan konsep kecerdasan sosial menurut Imam Ghazali. Menurutnya, prinsip dasar dari kecerdasan sosial adalah simpati dan empati. 

 

“Orang yang cerdas secara sosial adalah orang yang tidak pernah merasa cerdas tapi cerdas merasa. Orang yang punya kecerdasan sosial adalah orang yang memikirkan the spirit of corps. Tidak ada superman, yang ada hanyalah superteam dan superteam dapat di-handel oleh orang-orang yang punya kecerdasan sosial,” imbuhnya.

 

Kecerdasan fisik menjadi pembahasan berikutnya. Orang yang paham kecerdasan fisik, menurut Kang Dhani, akan paham bahwa satu-satunya tempat kita menitipkan hidup adalah badan. Maka, manusia harus menjaga badannya agar tetap sehat.

 

“Orang yang memiliki kecerdasan fisik itu tahu betul kapan ia mengolah fisiknya untuk dapat menerapkan bagaimana ia dalam kehidupan sosialnya. Seperti pepatah yang sering kita dengar  “tidak ada kata lelah, yang ada adalah lillah.”

 

Kelima, Kang Dhani menjelaskan kecerdasan spiritual. “Apa pun agama Anda, orang yang beragama sadar apa yang dilakukanya adalah semata-mata bentuk penghambaan makhluk kepada penciptanya atau bentuk ibadah makhluk kepada Tuhannya,” katanya.

 

“Jadi, kalau kita ingin membangun sumber daya manusia harus mengingat lima kecerdasan ini: kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan fisik. Jika semua terpenuhi maka komprehensiflah Anda sebagai seorang manusia,” pungkasnya. (Cucu)

 

Penulis: Cucu
Sumber: BDK Denpasr
Editor: Abas
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI