Mapping Kompetensi Widyaiswara melalui English Pre Departure Training

25 Feb 2024
Mapping Kompetensi Widyaiswara melalui English Pre Departure Training
Kepala Badan Litbang dan Diklat Suyitno memberikan arahan di hadapan 30 peserta English Pre Departure Training, di Surabaya, Sabtu (24/2/2024).

Surabaya (Balitbang Diklat)---Kehadiran peserta hasil seleksi English Pre Departure Training ini menunjukkan mapping kompetensi widyaiswara (WI) di Pusdiklat, Balai Diklat, dan Loka Diklat dilihat dari kemampuan Bahasa Inggrisnya.

 

“Ke depan, bukan hanya guru yang akan melaksanakan Ujian Kompetensi Guru (UKG) tetapi juga dosen dan widyaiswara. Setiap WI akan diuji berdasarkan kompetensi masing-masing sehingga akan terpetakan kemampuannya,” ungkap Kepala Badan Litbang dan Diklat Suyitno dalam arahannya di hadapan 30 peserta English Pre Departure Training.

 

Lebih lanjut, Kaban menjelaskan mengenai inovasi program pelatihan ke depan. Menurutnya, Massive Open Online Course (MOOC) merupakan embrio menuju Corporate University (Corpu) yang menjadi tagihan GusMen.

 

“Sistem pada MOOC telah menjadi cikal bakal Corpu, seperti Learning Management System, On Job Training, dan Blended Learning. Ini semua memiliki landasan awal pada prinsip-prinsip Corpu,” ujarnya di Surabaya, Sabtu (24/2/2024).

 

Terdapat tiga tantangan dalam pelatihan. Pertama, pelatihan masih berbasis pada personal needs, bukan corporate needs. Selama ini materi yang disajikan berdasarkan kebutuhan WI dan peserta, bukan instansi.

 

“Ke depan, Corpu akan berlandaskan corporate needs atau institutional needs. Kemenag sebagai instansi yang kompetitif membutuhkan program pelatihan sebagai dukungan pencapaian tujuan tersebut,” katanya.

 

“Di situlah pelatihan disesuaikan dengan cita-cita dan tujuan lembaga. Inilah bedanya prinsip pelatihan berbasis Corpu dengan pelatihan konvensional,” imbuhnya.

 

Oleh karena itu, lanjut Kaban, Balitbang Diklat perlu memetakan kompetensi WI dengan pendekatan shortcourse. WI menjadi profesi yang strategis untuk memulai tujuan Corpu.

 

“Hal ini menjadi bagian transformasi ekosistem pelatihan,” tuturnya.

 

Kedua, Balitbang Diklat diminta merancang roadmap mengenai talent pool. Artinya akan menjadi bank data kompetensi ASN.

 

“Kementerian Agama memiliki keunikan karakter jabatan fungsional yang sangat heterogen, mulai dari penyuluh agama, penyuluh halal, penghulu, pentashih, dan lainnya. Inilah tantangan dalam menyusun roadmap talent pool Kemenag,” ungkapnya.

 

Terakhir, Kaban berpesan agar widyaiswara harus terus mau belajar, sebagai contoh bagi yang lain. “Komunitas pembelajar harus mau meningkatkan kompetensinya tanpa disuruh,” pungkasnya.

 

Hadir pada kesempatan tersebut, Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Arskal Salim, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Mastuki, Kepala Balai Diklat Keagamaan Surabaya Jafar, Kabag Tata Usaha Pusdiklat Tenaga Teknis Muhtadin, serta 30 peserta seleksi English Pre Departure Training.

 

(diad/bas/sri)

   

 

Penulis: Dewi Indah Ayu Diantiningrum
Sumber: Diad
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI