Media Indonesia Latih Pranata Humas Balitbang Diklat Kemenag

26 Okt 2021
Media Indonesia Latih Pranata Humas Balitbang Diklat Kemenag
Peserta berfoto bersama narasumber Fifi Aleyda Yahya usai kelas Public Speaking, Selasa (26/10/2021)

Jakarta (25 Oktober 2021). Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama bekerja sama dengan Media Indonesia menyelenggarakan workshop kehumasan dengan tema “One Stop PR Shopping and Media Visit” bagi pranata humas (prahum) Kemenag. Kegiatan berlangsung pada 25 s.d 27 Oktober 2021 bertujuan untuk memantapkan tugas dan fungsi prahum di Balitbang Diklat Kemenag.

“Humas adalah garda terdepan yang bertanggung jawab untuk memberikan berita kepada masyarakat. Maka workshop ini diharapkan dapat memberikan bekal ilmu praktis kehumasan yang dapat diterapkan oleh prahum,” ujar Kabag Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi Sekretariat Balitbang Diklat Hefson Aras saat memberikan sambutannya di Gedung Media Indonesia Jakarta, Senin (25/10/2021).

Menurut Hefson, aparatur sipil negara (ASN) harus bisa menjelaskan kepada masyarakat mengenai kinerja dan prestasi institusi, bahkan meluruskan hoaks yang beredar dengan cara yang tepat. “Humas bertanggung jawab terhadap pemberitaan institusi, maka perlu disajikan dengan cepat dan tepat,” ungkapnya.

Deputi Direktur Pemberitaan Media Indonesia Ade Alawi mengatakan pelatihan dikemas secara menarik dan memberikan pengalaman yang berbeda kepada para peserta karena menggabungkan teori sekaligus praktek. Menurutnya saat ini setiap individu berperan sebagai prosuner, yakni produser sekaligus konsumer informasi.

“Artinya orang tidak hanya menyimak, tapi juga memproduksi berita. Isu atau berita yang berkarakter cepat seperti media sosial dan online harus dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pelatihan ini diperlukan untuk menggabungkan teori dan praktek produksi berita yang tepat,” kata Ade.

Lebih lanjut, Ade mengatakan Kemenag sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap keterbukaan informasi publik memiliki peran sebagai verifikator. Kredibilitas informasi dan narasumber adalah harga mati sebab ini mempertaruhkan kredibiltas dari pembuat berita.

“Akurasi dan validitas berita perlu diperhatikan, sebab ini menunjukkan kredibilitas sebuah lembaga media. Kredibilitas narasumber dapat dilihat melalui kompetensi; jika dalam suatu institusi dapat diperhitungan dari jabatan yang diampu,” ungkapnya.

Akhirnya, lanjut Ade, tujuan yang hendak dicapai adalah menciptakan manusia yang bertanggung jawab. “Pada konteks literasi media, manusia yang baik adalah yang mampu memilah berita yang baik dan mendiseminasikannya. Atau paham berita buruk sehingga berhenti untuk tidak menyebarkannya. Inilah yang ingin kita capai,” tandanya.

Materi pelatihan dari 25-27 Oktober 2021 ini antara lain teknik penulisan siaran pers dan berita dipandu Eko Suprihatno, Redaktur Media Indonesia,  pada hari pertama. Social media for institution branding oleh Jati Savitri, Head of Digital Creative Content Medcom.id, photography with smartphone oleh Hariyanto, Kepala Divisi Artistik dan Multimedia Media Indonesia, serta public speaking oleh Fifi Aleyda Yahya, VP Corcomm Media Group.[]

Diad/AR

Penulis: Dewindah
Editor: Rahmatillah Amin
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI