Melatih Ribuan Masjid, Kemenag: Jadilah Payung Teduh Umat
Jayapura (Balitbang Diklat)---Masjid harusnya menjadi payung teduh bagi umat. Terlebih pada bulan-bulan ke depan dimana Indonesia akan melakukan hajatan lima tahunan, pemilihan presiden dan wakil presiden. Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Mastuki, menyatakan, sebagai lembaga keagamaan yang memiliki jemaah jutaan, masjid potensial menjadi ajang perebutan konstituen. Karenanya, pengurus masjid atau Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) perlu arif dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan.
"Para takmir masjid perlu menjadikan aktivitas kemasjidan sebagai melting pot, tempat nyaman bertemunya berbagai pandangan keagamaan dan orientasi politik dari jemaah. Karena jemaah kita ini sangat variatif dalam pandangan keagamaan, masjid harus menjadi tempat yang nyaman bagi semua. Bukan malah menimbulkan perpecahan di kalangan umat,” pesan Mastuki di Jayapura saat membuka Pelatihan Manajemen Kemasjidan, yang diselenggarakan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Papua, Kamis (16/11/2023).
Pelatihan ini diikuti para pengurus dan pengelola masjid di Jayapura, sebagai program Kementerian Agama yang dilakukan secara massif di 16 wilayah kerja Balai Diklat dan Loka Keagamaan di seluruh Indonesia dan melibatkan ribuan pengelola masjid. Kegiatan di Jayapura ini berlangsung selama 5 hari sampai 20 Nopember 2023.
Mastuki menuturkan, jumlah masjid di Indonesia terbesar di dunia. 800 ribu lebih terdiri atas masjid besar, masjid agung, masjid raya, masjid bersejarah, masjid jami', dan seterusnya. Potensi besar ini meniscayakan masjid sebagai pusat edukasi, pusat dakwah, pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan pusat kebudayaan yang signifikan.
"Tak ada negara di dunia, hatta negara Islam sekalipun, yang memiliki jumlah masjid sebesar Indonesia. Jadi, tugas pengurus masjid adalah mengelola aktivitas masjid untuk manfaat sebesar-besarnya bagi jemaah. Dalam konteks pemahaman keagamaan di Indonesia, relevan bagi masjid mengedepankan moderasi beragama dan pelopor moderasi beragama yang menjadi konsen Kementerian Agama saat ini,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Agama pada 2023 menggencarkan program penguatan moderasi beragama (PMB) ke semua elemen masyarakat, tak terkecuali pengelola masjid sebagai garda depan edukasi umat.
"Saat ini sudah ada banyak masjid pelopor moderasi beragama. Menteri Agama juga mengaktifkan kembali Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) untuk meningkatkan peran dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah dan sarana pembinaan umat Islam di tanah air. Melalui penguatan kapasitas kelembagaan ini diharapkan masjid betul-betul berperan menjadi pendamping umat dan jemaah,” harapnya.
Hadir pada pelatihan ini Abdul Hafid Jusuf, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Jayapura dan Muhammad Mochtar Tuhuteru, Kepala Balai Diklat Keagamaan Papua, dan sejumlah pejabat di Kantor Kemenag dan BDK Papua. (Mastuki/bas/sri)