Menag: Peran Agama dan Pendidikan Bangun Peradaban Global

9 Okt 2019
Menag: Peran Agama dan Pendidikan Bangun Peradaban Global
(Foto: Biro HDI)

Bintaro (8 Oktober 2019). Sumbangsih apa yang bisa diberikan agama dalam membangun peradaban global?

Pertanyaan tersebut mengawali sambutan dan keynote speech yang disampaikan Menag Lukman Hakim Saifuddin pada acara pembukaan The 1st International Conference on Religion and Education (INCRE) 2019 di Bintaro, Selasa (08/10).

Menurut Menag, agama menjadi faktor penting untuk memberi kesadaran manusia akan keterbatasan dan keragamannya.

“Agama hadir untuk menjaga harkat, derajat, dan martabat hidup manusia. Agama bertujuan pula memberikan kesadaran akan keterbatasan hidup manusia. Bahwa dengan keberagaman justru dapat saling menyempurnakan satu dengan lainnya,” jelas Menag.

Dikatakan Menag, agama bisa menjadi salah satu faktor penting yang mampu menyatukan masyarakat ditengah kemajemukan. “Dengan saling mengenali perbedaan, akan muncul sikap saling menghormati dan menghargai yang berbuah sinergi dalam kebaikan,” ujarnya.

Selanjutnya Menag mengutarakan tiga esensi agama. Pertama, memanusiakan manusia. Inilah inti pokok dari ajaran agama.

"Setiap ibadah atau ritual keagamaan yang dilakukan memiliki aspek sosial, artinya agama selalu berorientasi pada kepentingan sosial. Oleh karenanya, jika ada bentuk pengamalan keagaman yang justru bertolak belakang atau merendahkan harkat kemanusian atau bahkan meniadakan eksistensinya, ini sudah berlebihan,” papar Menag.

Kedua, menghormati kesepakatan bersama. Setiap agama berbicara pentingnya adanya kesepakatan bersama. "Setiap manusia memiliki keterbatasan sehingga muncul keberagaman. Karena beragam itu, diperlukan konsensus atau kesepakatan," tuturnya.  

Ketiga, menjaga ketertiban umum. Agama hadir untuk mewujudkan ketertiban umum. Kedamaian syarat mutlak manusia dapat menjaga harkat dan martabatnya. "Suasana damai harus terus dijaga," tegasnya. 

Menurut Menag, pendidikan menjadi cara yang sangat efektif untuk menebarkan esensi agama. Dan, pendidikan yang paling strategis adalah pendidikan keluarga. 

"Kemenag dalam beberapa tahun terakhir mengembangkan pendidikan pra nikah. Pendidikan anak memang penting, namun pendidikan untuk calon orang tua jauh lebih penting. Pendidikan keluarga sangat strategis untuk berikan pemahaman bagaimana cara beragama yang moderat," pesannya.  

Menag berharap, Badan Litbang dan Diklat sebagai dapur dari Kementerian Agama sekaligus tuan rumah INCRE 2019 dapat menghasilkan rumusan pemikiran terkait agama dan pendidikan yang bisa memperkaya khazanah dan dapat ditindaklanjuti pada level program dan kegiatan.

Setelah INCRE dibuka oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin, kemudian acara dilanjutkan dengan planery session yang pertama.

Sesi ini menghadirkan dua narasumber. Pertama, Guru Besar UIN Jakarta Prof. Azyumardi Azra, MA dengan makalah Tantangan Pendidikan Karakter di Era Kontemporer Global. Kedua, Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof. Abd. Rahman Mas’ud, Ph.D yang menyampaikan makalah Membangun Budaya Damai dan Multikulturalisme di Dunia Pendidikan.[]

diad/diad

 

 

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI