Menambah Jejaring Melalui Kunjungan Kerja ke Perpustakaan PP Muhammadiyah
Jakarta (16 Juni 2021). Perpustakaan Badan Litbang dan Diklat mengunjungi Perpustakaan PP Muhammadiyah yang berlokasi di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat. Kunjungan ini bertujuan untuk mengetahui tata kelola pada perpustakaan khusus serta menambah jejaring terutama untuk perpustakaan pada organisasi Islam.
Kunjungan dilaksanakan oleh dua orang pustakawan Balitbang Diklat. Pustakawan disambut oleh humas dan pengelolaan Perpustakaan PP Muhammadiyah Zainal Abidin.
Pada kesempatan itu, Zainal Abidin bercerita mengenai sejarah Perpustakaan PP Muhammadiyah. Perpustakaan ini berada di lantai 1 Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah sejak tahun 1980. Koleksi yang ada saat itu cukup lengkap seperti buku umum, ilmu Al-Qur’an, ilmu tafsir, ilmu hadits, dan buku keislaman lainnya.
Zainal mengatakan tahun 1990 jumlah koleksi yang ada sekitar dua belas ribu judul buku. Kemudian tahun 2000 perpustakaan dipindahkan ke lantai 4, namun tahun 2013 dipindah lagi ke lantai 1. Perpustakaan dipindah karena ruang sebelumnya akan digunakan sebagai studio TV. “Buku-buku umum non muhammadiyah yang ada saat itu dipindahkan ke Ciracas karena ruang yang ada semakin sempit. Jadi, koleksi yang ada sampai saat ini hanya tentang Muhammadiyah dan beberapa koleksi umum tertentu,” ujar Zainal.
Tahun 2019, lanjut Zainal, perpustakaan dipindahkan ke gedung baru di lantai 5. Ruang yang ada saat ini mendukung co-working bagi para pegawai dan desain ruangannya sangat instagramable. Para pengunjung perpustakaan dapat berswafoto dengan mengambil latar belakang gedung-gedung tinggi di Pusat Kota.
Di tengah ruangan perpustakaan terdapat ruang rapat VIP yang berbentuk bulat dikelilingi tembok kaca. Terdapat pula foto-foto para pimpinan PP Muhammadiyah. Ruang perpustakaan sangat bersih dan nyaman. Koleksi-koleksi buku yang ada berasal dari pembelian dan sumbangan.
“Kami telah mengumpulkan majalah Suara Muhammadiyah dari tahun 1970an sampe sekarang. Namun, ada beberapa terbitan yang terlewat saat tahun reformasi,” ujar Zainal Abidin.
Menurut Zainal ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Perpustakaan PP Muhammadiyah, antara lain kurangnya sumber daya menusia, kurangnya pengolahan data, dan hilangnya ratusan judul buku. “Pengelola perpustakaan hanya seorang itupun merangkap sebagai humas. Selain itu, pengolahan data masih manual sehingga belum bisa diakses pengunjung serta hilangnya data sekitar 300 judul buku,” ungkap Zainal.
Sebagai perpustakaan khusus yang berfungsi membantu lembaga induknya serta memberikan informasi tentang Muhammadiyah, saat ini baru ada sekitar 10% dari para penerbit buku Muhammadiyah se-Indonesia yang telah mengirimkan bukunya ke Perpustakaan PP Muhammadiyah.
“Kedepannya, diharapkan Perpustakaan PP Muhammadiyah dapat dijadikan sebagai tempat rujukan tentang Muhammadiyah, bukan hanya bagi para pegawai namun juga masyarakat khususnya yang sedang melakukan penelitian,” kata Zainal.
Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh pengelola Perpustakaan PP Muhammadiyah adalah dengan mempromosikan perpustakaan dan koleksi-koleksinya melalui media sosial. Hal ini bertujuan agar keberadaan Perpustakaan PP Muhammadiyah diketahui oleh masyarakat umum.
Pada kunjungan ini, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama dan Perpustakaan PP Muhammadiyah bertukar koleksi buku. Buku tersebut merupakan terbitan instansi masing-masing. Harapannya, kedua belah pihak dapat bekerja sama di waktu mendatang. []
Nur/diad