Menggandeng UIN SUKA, BLA Semarang Menggelar Ekspose Produk Kelitbangan

17 Mei 2022
Menggandeng UIN SUKA, BLA Semarang Menggelar Ekspose Produk Kelitbangan
Ekspose Hasil Penelitian BLA Semarang di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Selasa (17/05/2022)

Yogyakarta (Balitbang Diklat)---Ekspose Produk Kelitbangan ini merupakan bentuk tanggung jawab BLA Semarang terhadap hasil penelitian. Meskipun kelak akan ada SOTK baru sejak para peneliti hijrah ke BRIN akhir tahun lalu.

Hal ini disampaikan Kepala Balai Litbang (BLA) Semarang Dr. Samidi Khalim saat memberikan sambutan Ekspose Produk Kelitbangan yang mengusung tema Islam dalam Teks dan Konteks di Era Milenia. Kegiatan berlangsung pada 17 s.d. 19 Mei 2022, bertempat di Auditorium UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

“Meski saat ini peneliti di BLA Semarang telah berpindah ke BRIN, kami masih tetap mengelola jurnal ilmiah. Selain itu, BLA Semarang pun memiliki tugas untuk memublikasikan dan mengekspose hasil penelitian yang telah dilaksanakan terdahulu,” ungkap Kabalai Samidi, Selasa (17/05/2022).

Lebih lanjut, Samidi mengatakan BLA Semarang memiliki tugas penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan di sembilan provinsi. Penelitian ini meliputi tiga bidang penelitian di BLAS, yaitu Bimas Agama dan Layanan Keagamaan, Pendidikan Agama dan Keagamaan, dan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi.

“Selain itu, BLAS juga melaksanakan penelitian yang berdasarkan studi kasus. Dulu tugas tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Agama, namun setelah peneliti pindah ke BRIN, Menteri Agama harus bersurat langsung ke Kepala BRIN untuk menugaskan peneliti,” tuturnya.

Kegiatan terselenggara atas kerja sama tiga pihak, yakni BLA Semarang, UIN Sunan Kalijaga, dan LPPT Oase Indonesia Madani. Kerja sama ini dianggap efisien karena ada keterbatasan SDM penyelenggara.

Ketua panitia kegiatan Nanang mengatakan Ekspos Produk Kelitbangan bertujuan untuk menyosialisasikan dan mempromosikan jurnal yang ada di BLA Semarang yakni Jurnal Analisa dan Jurnal Smart sehingga meningkat popularitas dan kualitasnya.

“Kami berharap dengan meningkatnya kualitas jurnal, akan menambah banyak tulisan dan karya yang dapat dimuat di jurnal tersebut,” katanya.

Ekspos ini dibagi menjadi tiga tema, yaitu 1) Pilgrimage, Tradition, and Social Status: The Ritual of Hajj as an Identity for Muslim Community in Indonesia; 2) Pendidikan Islam dan Revivalisme Islam di Indonesia; dan 3) Pemetaan Tema dan Pola Penulisan Manuskrip Hadis di Indonesia.

 

Nyambung Balung Pisah

Rektor UIN SUKA Prof. Dr. Phil. Al Makin mengatakan kegiatan kolaborasi ini ibarat nyambung balung pisah, maksudnya menyambung silaturahmi. Dalam istilah Arab disebut sajaro (pohon) atau sejarah, yakni nasab.

 

“Kita ini berasal dari sumber yang sama, mari saling dukung dan support untuk kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia. Saya optimis dengan bekerja sama, maka hasilnya akan luar biasa,” ujar Rektor Al Makin.

Pada kesempatan itu, Rektor Al Makin memaparkan perkembangan jurnal di Indonesia. Ia mengatakan, berdasarkan Scimago Journal (2020), citabel documents di Indonesia mengalami penurunan. Citabel merupakan naskah jurnal berdasarkan dokumen yang tersitasi.

“Penurunan jurnal diperkirakan akibat terpaan pandemi Covid-19 yang menyebabkan tidak ada riset interview sehingga kualitatif berkurang. Selain itu, yang menurun lagi adalah international collaboration dengan value hanya 25% yang merosot tajam dibandingkan tahun 2016 sebesar 60%.  Namun, 2022 ini diharapkan kolaborasi internasional akan segera dapat terjalin,” ungkapnya.

Rektor Al Makin pun sempat menyinggung soal Jurnal Analisis. Ia mengatakan bahwa jurnal ini telah tersertifikasi DOAJ, Crossref, Google Scolar, Sinta 2, dan lainnya. “Jurnal Analisa telah berbahasa Inggris, ini gagah sekali, sudah siap go international. Adapun Jurnal Smart memiliki akreditasi yang sama, hanya saja belum berbahasa Inggris,” tutur pria kelahiran Bojonegoro.

Sementara itu, lanjut Al Makin, Open Journal System pun tahun 2020 mengalami penurunan yang drastis. “Pandemi ini menurunkan gairah kita menulis jurnal. Maka perlu kita genjot tahun ini,” katanya.

Menurutnya persoalan di jurnal adalah readership, yakni kekurangan pembaca. “Bisa saja orang rajin menulis, tapi tidak ada yang membaca. Maka perlu promosi besar-besaran agar dapat menjaring pembaca,” ungkapnya.

Selain itu, permasalahan juga terjadi karena policy maker kurang memerhatikan jurnal ketika membuat kebijakan. Maka perlu mengomunikasikan jurnal kepada policy maker masing-masing instansi.

Kegiatan dihadiri perwakilan dari Balai Litbang Agama Jakarta, Balai Litbang Agama Makassar, dan Sekretariat Balitbang Diklat. Peserta yang hadir berasal dari UIN Sunan Kalijaga.[]

Diad/AR

 

Penulis: Dewindah
Editor: Rahmatillah Amin
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI