Mengukur Kemandirian Ekonomi Pesantren di Jawa Barat dan Banten

14 Agt 2023
Mengukur Kemandirian Ekonomi Pesantren di Jawa Barat dan Banten
Kegiatan Penyusunan Hasil Evaluasi dan Kebijakan: Pengukuran Evaluasi Kemandirian Ekonomi Pesantren di Jawa Barat dan Banten, di Bogor, Kamis (10/8/2023).

Bogor (Balitbang Diklat)---Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama yang kaya nilai dan tradisi, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Namun, untuk mencapai hal itu, diperlukan strategi yang efektif dan dukungan yang tepat. Inilah sebabnya mengapa Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ) berkolaborasi dengan akademisi dari tiga perguruan tinggi (Universitas Wahid Hasyim Semarang, Universitas Islam Bandung, dan Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan) untuk mengukur evaluasi kemandirian ekonomi pesantren di Jawa Barat dan Banten.

Hal tersebut dikatakan Kepala Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ), Samidi, dalam sambutan pembukaan kegiatan Penyusunan Hasil Evaluasi dan Kebijakan: Pengukuran Evaluasi Kemandirian Ekonomi Pesantren di Jawa Barat dan Banten.

"Hasil evaluasi ini memberikan pandangan yang lebih jelas tentang sejauh mana pesantren memanfaatkan dana inkubasi bisnis unit usaha dan seberapa besar kontribusi ekonomi yang didapat dari progam ini,” ujar Samidi di Bogor, Kamis (10/8/2023).

Menurutnya, evaluasi ini menganalisis secara mendalam berbagai aspek, seperti usaha ekonomi yang dijalankan oleh pesantren, manajemen keuangan, pengaruh ekonomi terhadap masyarakat sekitar, serta potensi pengembangan usaha yang lebih lanjut. Hasil evaluasi ini memberikan gambaran komprehensif tentang keadaan ekonomi pesantren dengan menyoroti keberhasilan dan tantangan yang dihadapi.

Kasubdit Pendidikan Pesantren, Direkorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said yang hadir sebagai narasumber kegiatan ini sangat mengapresiasi hasil evaluasi yang dilakukan BLAJ. 

Menurutnya,  hasil evaluasi ini sangat objektif karena pihak Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama tidak tahu sama sekali akan ada penelitian ini.

“Evaluasi  ini bener-benar natural karena bisa memotret data di lapangan, kemudian observasi dan wawancara langsung dengan para pelaku program inkubasi bisnis sehingga  menyajikan data secara riil,” ujarnya.

Basnang juga mengatakan hasil evaluasi ini akan dibawa ke rapat-rapat yang membahas Rancangan Strategis (Renstra) Kementerian Agama agar  program ini dapat dilanjutkan.

Hadir juga dalam kegiatan ini sebagai narasumber di antaranya praktisi pesantren dan akademisi Syarif Hidayatullah Jakarta Hasbulloh, Staf Khusus Menteri Agama RI Bidang Toleransi, Terorisme, Radikalisme  dan Pesantren Muhammad Nuruzaman, Direktur Pascasarjana Universitas Wahid Hasyim Mahmuhtarom, Endah Mafudah Pondok Pesantren Daarul Qoori’in Lebak Banten, dan  M. Nora Burhanuddin Tansyitul Mutaallimin  Bogor.

Kegiatan  Penyusunan Hasil Evaluasi dan Kebijakan: Pengukuran Evaluasi Kemandirian Ekonomi Pesantren di Jawa Barat dan Banten  ini berlangsung dari 9 sampai 11 Agustus 2023. Diikuti sekitar 50 peserta terdiri dari perwakilan pimpinan pondok pesantren di Jawa Barat dan Banten, Kementerian Agama di  Jawa Barat dan Banten,  serta pegawai BLAJ. (Aris/bas/sri)

Penulis: Aris W Nuraharjo
Editor: Abas/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI