Mereka yang Dicintai Allah

15 Mar 2024
Mereka yang Dicintai Allah
Ustaz Junaedi Putra, S. Pd. S. Ag.

Jakarta (Balitbang Diklat)---Hal yang paling kita cari dalam hidup ini adalah keridaan Allah. Semua amal saleh yang kita lakukan secara umum tujuannya adalah agar Allah mencintai kita.

 

Dalam Al-Qur'an Allah menjelaskan secara tegas orang-orang yang dicintai Allah. Penting bagi kita untuk mengetahui siapa saja mereka yang dicintai Allah agar kita bisa memantaskan diri agar mendapatkan kecintaan Allah. Siapa saja mereka? Semoga kita termasuk salah satu di antaranya.

 

Mereka yang dicintai Allah

 

Paling tidak ada delapan golongan yang dicintai Allah dalam Al-Qur’an.

 

1. Orang yang Bertakwa

Allah berfirman:

بَلَىٰۚ مَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ وَٱتَّقَىٰ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِينَ 

Sebenarnya barang siapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertakwa (QS. Ali 'Imran, 3: 76).

 

 

Terkait perjanjian damai dengan orang kafir, Allah berfirman:

إِلَّا ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّم مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ثُمَّ لَمۡ يَنقُصُوكُمۡ شَيۡـٔٗا وَلَمۡ يُظَٰهِرُواْ عَلَيۡكُمۡ أَحَدٗا فَأَتِمُّوٓاْ إِلَيۡهِمۡ عَهۡدَهُمۡ إِلَىٰ مُدَّتِهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِينَ 

Kecuali orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian dengan kamu dan mereka sedikit pun tidak mengurangi (isi perjanjian) dan tidak (pula) mereka membantu seorang pun yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa (QS. At-Taubah, 9: 4).

 

Dalam ayat lain Allah berfirman:

كَيۡفَ يَكُونُ لِلۡمُشۡرِكِينَ عَهۡدٌ عِندَ ٱللَّهِ وَعِندَ رَسُولِهِۦٓ إِلَّا ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّمۡ عِندَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۖ فَمَا ٱسۡتَقَٰمُواْ لَكُمۡ فَٱسۡتَقِيمُواْ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِينَ 

Bagaimana mungkin ada perjanjian (aman) di sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrik, kecuali dengan orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharam (Hudaibiyah), maka selama mereka berlaku jujur terhadapmu, hendaklah kamu berlaku jujur (pula) terhadap mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa (QS. At-Taubah, 9: 7).

 

Maka untuk dicintai Allah, bertakwa adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi dan melaksanakan semua perintah Allah dan Rasul-Nya serta meninggalkan semua larangan Allah dan Rasul-Nya. 

 

2. Orang yang Berbuat Kebaikan

Begitu banyak dalil yang menjelaskan bahwa Allah mencintai orang yang berbuat baik. Di antaranya Allah berfirman:

وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلۡقُواْ بِأَيۡدِيكُمۡ إِلَى ٱلتَّهۡلُكَةِ وَأَحۡسِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ 

Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuatbaiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik (QS. Al-Baqarah, 2: 195).

 

Bahkan ketika bicara tentang ciri orang bertakwa, Allah menutup ayatnya dengan menjelaskan bahwa Allah mencintai orang yang berbuat baik.

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ 

(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan (QS. Ali 'Imran, 3: 134).

 

Ketika Allah menjelaskan tentang kaum yang suka ingkar janji, Allah memberi bimbingan kepada orang yang beriman

فَبِمَا نَقۡضِهِم مِّيثَٰقَهُمۡ لَعَنَّٰهُمۡ وَجَعَلۡنَا قُلُوبَهُمۡ قَٰسِيَةٗۖ يُحَرِّفُونَ ٱلۡكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِۦ وَنَسُواْ حَظّٗا مِّمَّا ذُكِّرُواْ بِهِۦۚ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَىٰ خَآئِنَةٖ مِّنۡهُمۡ إِلَّا قَلِيلٗا مِّنۡهُمۡۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱصۡفَحۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ 

(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka Kami melaknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman (Allah) dari tempatnya,dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik (QS. Al-Ma'idah, 5: 13).

 

Ketika menjelaskan tentang betapa luas rahmat dan ampunan Allah, Allah berfirman:

لَيۡسَ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ جُنَاحٞ فِيمَا طَعِمُوٓاْ إِذَا مَا ٱتَّقَواْ وَّءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ثُمَّ ٱتَّقَواْ وَّءَامَنُواْ ثُمَّ ٱتَّقَواْ وَّأَحۡسَنُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ 

Tidak berdosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan, tentang apa yang mereka makan (dahulu), apabila mereka bertakwa dan beriman, serta mengerjakan kebajikan, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, selanjutnya mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (QS. Al-Ma'idah, 5: 93).

 

Inilah balasan Allah kepada orang yg berbuat baik

فَـَٔاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا وَحُسۡنَ ثَوَابِ ٱلۡأٓخِرَةِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ 

Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan (QS. Ali 'Imran, 3: 148).

 

3. Orang yang Sabar

Allah Berfirman 

وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيّٖ قَٰتَلَ مَعَهُۥ رِبِّيُّونَ كَثِيرٞ فَمَا وَهَنُواْ لِمَآ أَصَابَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا ٱسۡتَكَانُواْۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّٰبِرِينَ 

Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar (QS. Ali 'Imran, 3: 146).

Rasanya inilah ayat yg paling kita hafal saat kesabaran kita diuji.

Innallaha ma'asshobirin.

 

4. Orang yang bertawakkal

Allah Berfirman:

فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ 

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu, maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal (QS. Ali 'Imran, 3: 159).

 

Ayat ini adalah ayat yang sangat luar biasa. Banyak pelajaran yang dijelaskan oleh para ulama ahli tafsir. Namun, di sini bukan tempatnya karena akan terlalu panjang tulisan ini. Insya Allah suatu saat kita bahas. Yang menariknya ayat yang luar biasa ini ditutup dengan sebuah keterangan bahwa Allah mencintai orang yang bertawakkal kepada Allah.

 

Islam adalah agama yang rasional, ketika kita memiliki keinginan maka Islam memerintahkan untuk ikhtiar, tak lupa Allah perintahkan untuk berdoa agar ikhtiarnya senafas dengan ibadah, dan tak kalah penting adalah bertawakkal yaitu mengambil semua peluang dan rida atas hasil apa pun yang Allah tetapkan.

Apa yang Allah tetapkan pasti itulah yang terbaik. Manusia hanya mampu memahami sebatas apa yang mereka tahu, sementara Allah yang maha mengatur segalanya lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.

Maka Allah mencintai orang yang bertawakkal karena merekalah yang beriman dengan sebenarnya sebagaimana Allah jelaskan dalam surat Ali Imran ayat 2 sampai 4.

 

5. Generasi Pengganti

Allah berfirman: 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَن يَرۡتَدَّ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَسَوۡفَ يَأۡتِي ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوۡمَةَ لَآئِمٖۚ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ 

Wahai orang-orang yang beriman! Barang siapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui (QS. Al-Ma'idah, 5: 54).

 

Ayat ini menjadi peringatan kepada orang yang beriman untuk tidak main-main dengan imannya. Karena seandainya pun mereka semua murtad maka itu tidak akan merugikan Allah sedikitpun karen Allah bisa mendatangkan kaum lain yang jauh lebih baik dari mereka. 

 

Dan di antara ciri kaum pengganti yang dicintai Allah itu adalah mereka berjihad dan tidak takut celaan orang yang suka mencela.

Agar kita mendapat cinta dari Allah maka kita harus memastikan diri kita selalu berada dalam perjuangan menegakkan agama Allah.

 

6. Orang yang Berlaku Adil

Ada banyak ayat yang menjelaskan bahwa Allah mencintai orang yang berlaku adil dalam kondisi apa pun.

 

Saat Rasulullah menghadapi sikap menyebalkan dari orang Yahudi, Allah berfirman: 

سَمَّٰعُونَ لِلۡكَذِبِ أَكَّٰلُونَ لِلسُّحۡتِۚ فَإِن جَآءُوكَ فَٱحۡكُم بَيۡنَهُمۡ أَوۡ أَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡۖ وَإِن تُعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ فَلَن يَضُرُّوكَ شَيۡـٔٗاۖ وَإِنۡ حَكَمۡتَ فَٱحۡكُم بَيۡنَهُم بِٱلۡقِسۡطِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ 

Mereka sangat suka mendengar berita bohong, banyak memakan (makanan) yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (Muhammad untuk meminta putusan), maka berilah putusan di antara mereka atau berpalinglah dari mereka, dan jika engkau berpaling dari mereka maka mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Tetapi jika engkau memutuskan (perkara mereka), maka putuskanlah dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil (QS. Al-Ma'idah, 5: 42).

 

Bahkan ketika ada muslim yang berperang, kita diperintahkan untuk mendapatkan mereka dan memastikan keadilan ditegakkan dan memerangi yang zalim. Allah berfirman:

وَإِن طَآئِفَتَانِ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱقۡتَتَلُواْ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَهُمَاۖ فَإِنۢ بَغَتۡ إِحۡدَىٰهُمَا عَلَى ٱلۡأُخۡرَىٰ فَقَٰتِلُواْ ٱلَّتِي تَبۡغِي حَتَّىٰ تَفِيٓءَ إِلَىٰٓ أَمۡرِ ٱللَّهِۚ فَإِن فَآءَتۡ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَهُمَا بِٱلۡعَدۡلِ وَأَقۡسِطُوٓاْۖ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ 

Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah golongan yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil (QS. Al-Hujurat, 48: 9).

 

Ketika bicara tentang sikap kita terhadap orang kafir, Allah tidak melarang kita berbuat baik kepada siapa pun selama dia tidak memerangi kita. Dan itulah sikap adil. Allah berfirman:

لَّا يَنۡهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يُقَٰتِلُوكُمۡ فِي ٱلدِّينِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ أَن تَبَرُّوهُمۡ وَتُقۡسِطُوٓاْ إِلَيۡهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ 

Allah tiada melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusirmu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil (QS. Al-Mumtahanah, 60: 8).

 

7. Orang yang Berjuang Berjamaah

Allah berfirman: 

إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِهِۦ صَفّٗا كَأَنَّهُم بُنۡيَٰنٞ مَّرۡصُوصٞ 

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS. Ash-Shaf, 61: 4).

 

Allah cinta kepada orang yang berjihad di jalan Allah tapi Allah lebih cinta orang yang berjamaah dalam berjuang. Karena dalam berjamaah itu ada berkah dan pertolongan Allah.

 

8. Orang yang Bertaubat dan Menyucikan diri

Allah berfirman: 

وَيَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡمَحِيضِۖ قُلۡ هُوَ أَذٗى فَٱعۡتَزِلُواْ ٱلنِّسَآءَ فِي ٱلۡمَحِيضِ وَلَا تَقۡرَبُوهُنَّ حَتَّىٰ يَطۡهُرۡنَۖ فَإِذَا تَطَهَّرۡنَ فَأۡتُوهُنَّ مِنۡ حَيۡثُ أَمَرَكُمُ ٱللَّهُۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ 

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang haid. Katakanlah, "Itu adalah sesuatu yang kotor.” Karena itu jauhilah istri pada waktu haid; dan jangan kamu dekati mereka sebelum mereka suci.Apabila mereka telah suci, campurilah mereka sesuai dengan (ketentuan) yang diperintahkan Allah kepadamu. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang yang menyucikan diri (QS. Al-Baqarah, 2: 222).

 

Manusia bukanlah makhluk yang suci dari dosa dan kesalahan bahkan Rasulullah menjelaskan bahwa manusia tempatnya salah dan lupa. Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang selalu bertaubat dan membersihkan diri. Lebih dari itu mereka dicintai Allah. 

 

Kita tidak bisa melupakan permusuhan dan kejahatan yg dilakukan Umar bin khotthob, Kholid bin walid, Hindu binti Utbah, dll di masa jahiliyah mereka, namun ketika mereka bertaubat maka Allah mengampuni dan memuliakan mereka.

 

Demikian pula kita sebesar apapun dosa kita jika kita datang kepada Allah dengan taubat maka Allah akan ampuni semua dosa kita.

 

Allah berfirman dalam ayat lain dengan redaksi yang sedikit berbeda

لَا تَقُمۡ فِيهِ أَبَدٗاۚ لَّمَسۡجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقۡوَىٰ مِنۡ أَوَّلِ يَوۡمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِۚ فِيهِ رِجَالٞ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُطَّهِّرِينَ 

Janganlah engkau melaksanakan salat dalam masjid itu selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih (QS. At-Taubah, 9: 108).

 

Ketika mendengar ayat ini maka Rasulullah Saw. bertanya kepada para sahabat, dan mereka menjawab, "Sesungguhnya kami mengiringi batu dengan siraman air (dalam bersuci sehabis buang air).” (Hadis riwayat Al-Bazzar).

 

Imam Ibnu Katsir mengutip perkataan Ibnul Aliyah "Sesungguhnya bersuci dengan memakai air adalah baik, tetapi mereka adalah orang-orang yang membersihkan dirinya dari dosa-dosa. Al-A'masy mengatakan bahwa tobat adalah dari dosa-dosa, dan bersuci adalah dari kemusyrikan."

 

Jelaslah bagi kita bahwa Allah mencintai kebersihan dan mencintai orang yang selalu membersihkan diri baik membersihkan diri dari hadas dan najis maupun membersihkan diri dari dosa dan kemusyrikan.

 

Penutup

 

Jelas bagi kita orang-orang yang dicintai Allah. Sekarang waktunya kita memantaskan diri berusaha menjadi orang yang bertakwa, selalu berbuat baik, bertawakkal, bertaubat dan membersihkan diri, sabar, adil, berjuang berjamaah, dan memenuhi kriteria generasi pengganti yang semua mereka itu dicintai Allah.

 

Karyawan akan melakukan berbagai cara agar dicintai oleh atasannya agar mendapat kenaikan gaji, perhatian, hadiah, dll.

 

Maka usaha kita untuk mendapatkan cinta Allah harus lebih besar daripada usaha karyawan mendapatkan cinta atasannya. Kabar gembiranya adalah Allah tidak pernah mengecewakan siapa pun yang berjuang di jalan-Nya.

 

Wallahu a'lam bisshowwab

   

 

Penulis: Junaedi Putra, S. Pd. S. Ag.
Sumber: Junaedi Putra, S. Pd. S. Ag.
Editor: Abas dan Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI