Merespons Perkembangan Zaman, Perlu Reformulasi Kurikulum dan Silabus Pelatihan Keagamaan
Bogor (Balitbang Diklat)---Workshop Reformulasi Kurikulum dan Silabus Pelatihan Keagamaan menghadirkan platform bagi para pemangku kepentingan dalam pendidikan keagamaan untuk mendiskusikan strategi penyusunan kurikulum yang responsif terhadap perkembangan zaman. Dengan tema penyusunan kurikulum keagamaan, workshop ini bertujuan untuk memperkuat esensi keagamaan yang relevan dengan konteks sosial dan budaya saat ini.
Workshop ini merumuskan rencana kurikulum keagamaan yang dapat memenuhi tuntutan zaman serta mengembangkan silabus pelatihan yang efektif untuk tenaga pengajar keagamaan. Melalui kolaborasi dan diskusi, peserta diharapkan mampu menghasilkan strategi pembelajaran yang lebih inklusif dan berorientasi pada hasil. Hal ini selaras dengan pernyataan Kaban Suyitno bahwa kita tidak akan pernah puas sebelum customer kita dapat memahami apa yang telah kita berikan.
Hadir dalam kegiatan ini Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof. Suyitno dan Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Dr. Mastuki.
Peserta workshop akan diajak untuk mendalami beberapa topik kunci, termasuk analisis kebutuhan pendidikan keagamaan, prinsip dasar kurikulum keagamaan, metode pembelajaran yang efektif, evaluasi kurikulum, dan integrasi nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini selaras dengan pernyataan Kaban Suyitno bahwa kursil yang dibuat harus disesuaikan dengan masyarakat dan masyarakat ikut terlibat di dalamnya.
Workshop diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan kolaboratif yang melibatkan presentasi, diskusi kelompok, dan studi kasus. Melalui metode ini, peserta diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam merumuskan strategi dan solusi untuk penyusunan kurikulum keagamaan yang lebih baik.
Workshop ini ditujukan bagi pengajar agama dari berbagai tingkat pendidikan, pengembang kurikulum, pengambil kebijakan pendidikan, serta akademisi dan praktisi pendidikan keagamaan. Dengan melibatkan beragam pemangku kepentingan, diharapkan tercipta diskusi yang kaya dan solusi yang holistik. Hal ini selaras dengan pernyataan peserta bahwa diharapkan pembuatan kursil ini dapat bersinergi dengan diklat yang telah ada.
Workshop ini diselenggarakan di ruang seminar atau aula Onih Hotel Bogor yang dapat menampung semua peserta dengan nyaman. Durasi workshop dilaksanakan selama empat hari penuh (18-21 April 2024), dimulai dari pagi hingga sore, untuk memberikan waktu yang cukup bagi peserta untuk mendalami topik-topik pembahasan dengan baik.
Kepala Badan Suyitno mengatakan kita butuh proper yang berdampak karena memberikan skala yang lebih besar. Maka, workshop ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konkrit untuk memperbarui kurikulum dan silabus pelatihan keagamaan, sehingga pendidikan agama dapat menjadi wahana yang efektif dalam membentuk karakter, moral, dan sikap toleransi siswa dalam menghadapi kompleksitas masyarakat multikultural.
Diharapkan pula bahwa melalui workshop ini, para peserta dapat memperoleh wawasan baru dan keterampilan praktis dalam penyusunan kurikulum keagamaan yang relevan dan efektif. Kolaborasi antara pemangku kepentingan diharapkan dapat menghasilkan inovasi dan pembaruan dalam pendidikan keagamaan yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. (Dela dan Dipo)