MIMBAR JUMAT (1)

10 Apr 2020
MIMBAR JUMAT (1)
Foto: Filman Ghaida

Banyak ayat Al-Qur`an dan hadis menegaskan, diantara indikator kuat keimanan adalah rasa kepedulian sosial. Berapa banyak yang melaksanakan salat tetapi dikecam karena tidak peduli terhadap kaum lemah (QS. Al-Ma`un/107: 4-7). Bukanlah seorang mukmin sejati, kata sebuah hadis, yang tidur lelap dalam keadaan kenyang, sedangkan tetangganya mengerang kesakitan, menahan rasa pedih dan lapar. Oleh karenanya, ketika seseorang dari suku pedalaman Badui berkata, “kami telah beriman”, Al-Qur`an membantah bahwa dia belum beriman, tetapi baru berislam, sebab iman belum tertancap di dalam hatinya, baru sekadar melaksanakan ritual keagamaan (QS. Al-Hujurât/49: 14).

Keimanan sejati harus dibuktikan dgn cinta kepada sesama dan penghormatan terhadap nilai kemanusiaan. Banyak yang berislam, tetapi belum dinilai beriman, karena hatinya dipenuhi rasa kebencian, permusuhan, dendam kesumat dan penyakit hati lainnya. Inilah yang membuat hati menjadi keras seperti batu, dan hitam pekat karena noda kesombongan, kezaliman dan kebencian. Beragamalah dengan cinta dan kasih kepada sesama. Beragama tanpa cinta akan hampa tak bermakna. Sebaliknya, bercinta tanpa agama tak akan kekal bahagia.

Beragama tanpa rasa kemanusiaan akan membuatnya hampa. Bahkan, hanya akan menjadi sumber malapetaka. Betapa banyak yang bertindak mengatasnamakan agama, padahal perilakunya bertentangan dengan agama yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Kita perlu membangkitkan kembali rasa kemanusiaan, lebih-lebih di saat umat manusia sedang menghadapi wabah Covid-19. Agama mendahulukan kemanusiaan sebelum keberagamaan. Tanggalkan perbedaan yang ada. Bersama kita hadapi Corona.  Insya Allah kita bisa. []

MI/diad

Editor:
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI