MIN 2 Bandung Barat Implementasikan Pelatihan Inovasi
Bandung Barat (7 Agustus 2021). Berbicara mengenai inovasi madrasah yang tak lepas dari fungsi pendidikan nasional, sesungguhnya mempunyai tujuan mewujudkan SDM yang cerdas dan unggul dengan mengusung pendidikan berkualitas hingga menjadi madrasah yang hebat dan bermartabat.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat Ahmad Sanukri secara virtual pada pembukaan kegiatan Pendampingan dan Monitoring Pelaksanaan Implementasi Pelatihan Inovasi Madrasah Angkatan III di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Bandung Barat (06/08). Kegiatan ini menghadirkan petugas pendampingan dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan yaitu Endang Sutisnowati dan Rina Yusnarita secara tatap muka dengan peserta secara terbatas dengan protokol kesehatan ketat.
Ahmad juga menyampaikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap MIN 2 Bandung Barat sudah luar biasa. MIN 2 Bandung Barat letaknya sangat strategis dan mudah dijangkau, sehingga menjadi pilihan masyarakat. Apa tolok ukurnya? Animo masyarakat yang lebih besar daripada daya tampung siswa di MIN 2 Bandung Barat, sehingga menjadi selling point yang tinggi di persaingan sistem pendidikan di Kabupaten Bandung Barat.
“Namun, proses pendidikan tidak diam, kepercayaan masyarakat tidak statis, dan ini tidak mudah, harus dirawat dan terus ditingkatkan kualitasnya, karena kompetitor satuan pendidikan lainnya juga terus berlari mengejar kualitas dan unggul. Sistem Pendidikan sejatinya adalah persaingan untuk melahirkan SDM yang unggul, cerdas, dan bertaqwa,” tandas Ahmad.
“Karena itu, program inovasi madrasah ini harus membuat kita bersemangat melahirkan ide-ide inovatif selaras dengan 8 Standar Pendidikan Nasional. Tidak hanya aspek kognitif, namun aspek motorik/keterampilan/skill, afektif atau attitude juga ditingkatkan,” tambah Ahmad.
Di kesempatan yang sama, Ahmad menegaskan kembali himbauan Menteri Agama dan Kepala Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat tentang bekerja di dalam new normal dengan melaporkan setiap pekerjaan secara berkala. Meskipun era pandemik belum berakhir, namun ASN harus tetap bekerja dan berkarya dengan tetap menjaga protokol kesehatan ketat.
Kegiatan pendampingan ini disambut gembira oleh kelima peserta dan ketua komite yang berasal dari Kabupaten Bandung Barat. Pelatihan Inovasi Madrasah Angkatan III telah dilaksanakan di akhir bulan Mei 2021 di Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan. Empat peserta yang berasal dari MIN 2 Bandung Barat dan satu peserta berprofesi sebagai pengawas, dengan MIN 2 Bandung Barat sebagai salah satu binaannya, dalam waktu dua bulan merumuskan program inovasi adrasah sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Kepala MIN 2 Bandung Barat Seproni Hidayat yang juga peserta memaparkan Rencana Program Inovasi MIN 2 Bandung Barat Tahun Pelajaran 2021/2022. Dalam paparannya, Seproni menyampaikan MIN 2 Bandung Barat berinovasi yang bersifat perbaikan pembelajaran sesuai kompetensi abad 21, serta pengembangan nilai keagaamaan. Nama Program Inovasi MIN 2 Bandung Barat “PETUAH (Pesantren Sabtu Ahad) dan Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak”, diharapkan pengembangan nilai keagamaan maupun berbagai kecerdasan siswa dapat menjadi branding/ ciri khas MIN 2 Bandung Barat.
Memasuki acara inti, tim pendampingan yang dipimpin oleh Widyaiswara Pusdiklat Teknis, Endang Sutisnowati menyampaikan kegiatan pendampingan ini merupakan rangkaian atau tahap tindak lanjut dari pelatihan Inovasi Madrasah. Peserta pelatihan setiap kantor wilayah Kementerian Agama provinsi mengirim satu satuan pendidikan madrasah yang berjumlah 5 orang, yaitu Kepala Madrasah, 3 orang guru, dan 1 pengawas.
“Hal tersebut diperkuat Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah. Sehingga, memberikan kesempatan kepada Madrasah untuk berinovasi dalam mengimplementasikan kurikulum madrasah. Madrasah mempunyai peluang untuk mengembangkan kurikulum sesui kebutuhan dan karakteristik siswa, maupun lingkungan yang dapat dijadikan program inovasi dan yang implementasinya menjadi keunggulan dan kemandirian serta prestasi madrasah,” papar Endang.
“Kegiatan ini dilaksanakan secara persuasif konstruktif, menggunakan metode observasi, wawancara, diskusi dilaksanakan satu hari dan di hari berikutnya pendampingan melalui bimbingan secara intensif kepada peserta”, jelas Endang.
“Inovasi yang baik adalah inovasi yang padat karya bukan padat modal, dan mendatangkan kebermaknaan, kesejahteraan, “ kata Endang.
Terakhir, Endang menekankan inovasi madrasah tidak bisa berjalan apabila hanya mengandalkan pada tim pengembang madrasah saja. Namun, harus kompak, solid semua warga MIN 2 ini, termasuk komite satu langkah mewujudkan Madrasah yang handal.
Soliditas semua unsur madrasah menjadi kunci keberhasilan inovasi. (Rina/bas)