Mushaf Bahriyah: Penyempurnaan Al-Qur'an untuk Para Penghafal di Indonesia

25 Mar 2024
Mushaf Bahriyah: Penyempurnaan Al-Qur'an untuk Para Penghafal di Indonesia
Mushaf Bahriyah juga dikenal dengan istilah 'Qur’an Kudus'.

Jakarta (Balitbang Diklat)---Istilah Mushaf Bahriyah telah menjadi bagian penting dalam konteks Mushaf Al-Qur'an Standar Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan ketentuan penulisan yang disesuaikan untuk memudahkan para penghafal Al-Qur'an.

 

Mushaf Al-Qur’an Bahriyah dikenal dengan pola penulisan 'ayat pojok', di setiap halaman di bagian sudut atau pojok bawah-kiri berakhir dengan penghabisan ayat, sehingga setiap ayat tidak bersambung ke halaman berikutnya. Hal ini sangat memudahkan para penghafal Al-Qur’an untuk melakukan muraja'ah (mengulang baca).

 

Bagus Purnomo, Humas Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), menjelaskan, "Mushaf Bahriyah, saat itu, menjadi salah satu dari tiga jenis mushaf yang distandarkan di Indonesia, dan digunakan secara luas oleh para penghafal Al-Qur'an,” ujarnya di Jakarta, Senin (25/3/2024).

 

Dikatakan Bagus, pada musyawarah kerja ulama Al-Qur’an I tahun 1974, disepakati untuk menyusun Mushaf Standar Bahriyah, mengingat toleransi penggunaannya oleh para ulama di berbagai negara muslim, khususnya untuk penghafal Al-Qur’an.

 

Beberapa ciri khas dari Mushaf Standar Bahriyah antara lain:

1.      Setiap halaman terdiri atas 15 baris tulisan.

2.      Ayat selalu berakhir di setiap halaman.

3.      Setiap madd ṭābi‛ī tidak diberi tanda sukun.

4.      Bacaan idgām tidak diberi tanda tasydid, juga iqlāb tidak diberi mīm kecil/iqlāb.

5.      Penggunaan rasm uṡmānī dan imla’i pada kata-kata tertentu.

6.      Ha’ damir tidak menggunakan kasrah tegak dan dammah terbalik.

 

Bagus menambahkan, Mushaf Bahriyah juga dikenal dengan istilah 'Qur’an Kudus', telah menjadi pilihan utama para penghafal Al-Qur'an di Indonesia sejak lama. Sebagai bagian dari upaya penyempurnaan, Mushaf Standar Bahriyah dihasilkan atas inisiatif dari kaligrafer terkenal Indonesia, Muhammad Abdurrazaq Muhili, pada tahun 1988/1408 H. Sebelumnya, mushaf jenis ini telah beredar di Indonesia sejak 1974, dengan reproduksi dari mushaf Turki.

 

Dengan menggabungkan tradisi Turki Usmani dengan kebutuhan lokal, Mushaf Bahriyah menawarkan solusi yang praktis dan efektif bagi para penghafal Al-Qur'an di Indonesia. Langkah-langkah ini memberikan kontribusi positif dalam upaya memajukan studi Al-Qur'an di Indonesia.

 

Ikuti terus website kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut berbagai produk dan layanan LPMQ lainnya.

 

Penulis: Barjah

Sumber: Bagus Purnomo

Penulis: Barjah
Sumber: Bagus Purnomo LPMQ
Editor: Dewi Indah Ayu/Sri Hendriani
Apakah informasi di atas cukup membantu?

TERKINI

OPINI