Musik Daerah, Kearifan Lokal, dan Komitmen Kebangsaan
Palembang (Balitbang Diklat)---Mengenal musik daerah merupakan bagian dari moderasi beragama. Sebab, dengan mengenal budaya lokal, seseorang dapat menghormati perbedaan dan keyakinan dalam masyarakat.
“Kita ini kaya musik-musik daerah, jangan sampai kita membanggakan impor, lalu lupa dengan milik sendiri. Membanggakan negara lain, lalu mendegradasi dan menjatuhkan bangsanya sendiri. Itulah suul adab, dan tidak tahu diri,” tegas Kepala Balitbang Diklat Prof. Suyitno, di Palembang, Sabtu (11/11/2023).
Suyitno mengatakan hal tersebut pada kegiatan Dialog Publik dan Apresiasi Musik Moderasi Beragama, yang diselenggarakan Puslitbang Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Balitbang Diklat Kementerian Agama, kerja sama dengan Universitas Indo Global Mandiri (IGM) Palembang.
Pada kesempatan tersebut, Suyitno menegaskan bahwa dengan lahirnya Perpres Nomor 58 Tahun 2023 tentang Penguatan Moderasi Beragama di semua K/L, maka moderasi beragama sudah menjadi milik kita bersama semua K/L tanpa terkecuali.
“Program ini, berjalan sejalan dengan visi misi pembangunan nasional. Dengan moderasi beragama, tidak menyamakan yang sudah menjadi perbedaan, dan tidak membeda-bedakan apa yang sama, karena perbedan itu takdir,” Ujar Suyitno.
Pada kegiatan yang dihadiri masyoritas Gen Z tersebut, Suyitno juga mengungkapkan pentingnya penguatan moderasi beragama. Menurutnya, hal ini sudah dilakukan sebelumnya di berbagai tempat dan kampus di Indonesia.
“Dalam konteks penguatan moderasi beragama, Kami sebelumnya sudah melakukannya di beberapa tempat, seperti di Unversitas Indonesia, UNAIR Surabaya, dan UNM Makassar, serta minggu depan di UGM Yogyakarta,” ungkap Suyitno.
Generasi muda, lanjut Suyitno, yang mencari makan, mencari nafkah, menimba pendidikan di negara kita, tetapi jangan sampai mengkata-katain bangsanya sendiri, itulah contoh yang tidak moderat. Moderasi beragama mengingatkan itu, yang disebut dengan komitmen kebangsaan.
“Selain dialog publik, apresiasi terhadap musik moderasi beragama juga menjadi fokus dalam acara ini. Sebab, dengan musik, mampu menyampaikan pesan-pesan religius dengan pendekatan yang moderat dan inklusif,” kata Guru Besar UIN Raden Fatah Palembang ini.
Hadir pada acara tersebut, perwakilan Kanwil Kementerian Agama Sumatra Selatan, Kepala Balai Diklat Keagamaan Palembang, Saefudin, Rektur UIGM, Marzuki Alie, para kepala madrasah, pelajar dan mahasiswa se-wilayah Sumatra Selatan. (Barjah/bas/sri)